Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ini Enam Program Pro-Rakyat TP PPK Sulsel

Rapat koordinasi daerah (Rakorda) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sulawesi Selatan digelar di Hotel Four Points Sheraton, Jl Andi Djamma

Penulis: Abdul Azis | Editor: Waode Nurmin
foto Humas Pemprov Sulsel
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman foto bareng pengurus PPK Sulsel disela-sela Rapat koordinasi daerah (Rakorda) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sulawesi Selatan digelar di Hotel Four Points Sheraton, Jl Andi Djamma, Makassar, Sabtu (1/12/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Timur Abdul Aziz Alimuddin

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Rapat koordinasi daerah (Rakorda) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sulawesi Selatan digelar di Hotel Four Points Sheraton, Jl Andi Djamma, Makassar, Sabtu (1/12/2018).

Gubernur Sulawesi Selatan Prof HM Nurdin Abdullah (NA) hadir membuka acara itu.

Ketua PKK Sulsel Liestaity F Nurdin Abdullah dalam sambutannya mengatakan, ada enam isu strategis fokus utama PPK dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.

Baca: Pelatih PSM Makassar Sebut Pemain Asing Bhayangkara FC Berbahaya, Siapa Dia?

Baca: Lantai 3 ICU RS Labuang Baji Tergenang Air, Begini Reaksi Direkturnya

"Penanganan enam isu strategis itu akan jadi agenda utama PKK pada tahun depan. Isu pertama, adalah mengenai masyarakat lanjut usia (Lansia). Lansia harus terus dipupuk dan dikembangkan," kata Liestiaty via rilis, Sabtu (1/12/2018).

Liestiany menambahkan, PKK Sulsel membuat program khusus untuk memberikan tanda berupa stiker di depan rumah yang dihuni penduduk yang berusia di atas 75 tahun.

"Stiker ini menjadi penanda agar Lansia memperoleh perhatian khusus dalam berbagai program pemerintah. Kalau ada kegiatan-kegiatan bakti sosial, misalnya, mereka ini menjadi prioritas," tambahnya.

Isu kedua, katanya persoalan stunting dan gizi buruk. Presiden Jokowi, menurut Istri Gubernur Sulsel ini, menaruh harapan besar pada kader PKK untuk mengatasi masalah tersebut.

Ia pun mendorong kader PKK untuk aktif terlibat. Terutama untuk persoalan gizi dan juga 1000 hari pertama kelahiran anak.

Dia berbagi pengalaman selama enam tahun di Jepang, bagaimana mereka menjaga anak-anak yang lahir sehingga tumbuh kuat dan  cerdas.

"Dia memang dipelihara dari perut dengan memberikan susu untuk kebutuhan bayi, lahir pun itu anak masih dikasi susu untuk ibu sehat ASI-nya kan, kita butuh anak-anak yang sehat 15 tahun ke depan," harapnya.

Isu selanjutnya, katanya, masalah nikah pada usia dini yang masih banyak terjadi di Sulsel.

Nikah dini, menurut Liestiaty, menjadi awal berbagai masalah, termasuk kemiskinan dan kekerasan dalam rumah tangga. Ia mengajak para kader berperan aktif mencegah terjadinya pernikahan dini di lingkungan sekitarnya.

"Kita mendorong bagaimana kader kami turun untuk mencegah dan mendekati orang tua, jangan mengawinkan anaknya, ini loh dampaknya kalau menikahkan anak usia muda, karena banyak anak yang lahir cacat, karena memang, rahim ibu belum siap menerima," jelasnya.

Isu keempat, adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan keluarga. PKK Sulsel, kata dia, akan melakuka Gerakan Peningkatan Kesejahteraan Keluarga dengan budidaya cacing tanah.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved