Peningkatan Gempa di Mamasa Diduga Masih Dipicu Aktivitas Gempa Palu
Gempa yang pertama kali terjadi dengan magnitudo 3,7 pada pagi dini hari pukul 3.40.38 WITA.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Ardy Muchlis
"Kedua, ada dugaan bahwa meningkatnya aktivitas kegempaan di Mamasa ini terpicu oleh aktivitas gempa kuat di Palu-Donggala M=7,4. Sangat mungkin transfer stress statis yang positif dan besar mereaktivasi struktur Sesar Sadang yang letaknya di selatan Sesar Palu Koro. Hasil analisis Static Coulomb Stress Changes gempa Palu-Donggala dapat menjelaskan fenomena kemungkinan terjadinya picuan ini," ujarnya.
Meskipun belum ada laporan terjadinya kerusakan bangunan rumah sebagai akibat dampak gempa, tetapi dengan makin seringnya terjadi gempa dirasakan di wilayah ini telah menjadikan masyarakat Mamasa dan sekitarnya menjadi resah.

Hal ini wajar karena wilayah Mamasa selama ini memang termasuk kawasan aktivitas kegempaan rendah (low seismicity) dan catatan gempa merusak di daerah ini sangat jarang. Sehingga wajar jika masyarakat setempat menjadi resah akibat adanya aktivitas gempa yang dinilai tidak lazim ini.
Terkait meningkatnya aktivitas kegempaan di Mamasa, dilaporkan beberapa warga sempat mengungsi ke Wilayah Toraja dan daerah lainnya karena adanya kekhawatiran akan terjadi gempa kuat. Hal ini dapat dipahami karena pasca terjadinya gempa merusak di Lombok dan Palu, masyarakat Mamasa diliputi ketakutan dan kekhawatiran terkait meningkatknya aktivitas gempa di daerahnya.
Untuk menciptakan ketenangan masyarakat di Mamasa, BMKG Pusat Jakarta sudah menugaskan dan memberangkatkan tim survei dari Balai Besar BMKG Wilayah IV Makassar untuk memberikan penjelasan dan sosialisasi mitigasi gempabumi.
Kata Rahmat Ini penting agar masyarakat setempat menjadi lebih waspada dan memahami cara-cara selamat dalam menghadapi gempa. BMKG juga memonitor aktivitas gempa susulan di Mamasa dengan memasang portable digital seismograf.
"Untuk itu, kepada masyarakat Mamasa dan sekitarnya dihimbau agar tetap tenang dan waspada, tidak mudah terpengaruh oleh isu dan berita bohong (hoax) yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," sebutnya lagi.
Sekedar diketahui di hari pertama tercatat kejadian sebanyak 17 gempa. Gempa paling kuat yang terjadi memiliki magnitudo 4,9. Dampak gempa berupa guncangan dirasakan dirasakan di wilayah Mamasa dalam skala intensita III-IV MMI, Toraja III MMI, dan Mamuju II MMI.
Hari ke-2 Minggu tanggal 4 November 2018 jumlah aktivitas gempa menurun hanya sebanyak 8 gempa dalam sehari. Gempa paling kuat memiliki magnitudo 4,7 yang dirasakan di Mamuju II MMI, Toraja III MMI, dan Mamasa III-IV MMI.
Memasuki Hari ke-3 Senin tanggal 5 November 2018, gempa masih terus terjadi, namun jumlah aktivitas gempanya menurun hanya sebanyak 6 gempa. Pada hari ke-3 ini kekuatan gempanya cenderung melemah karena hanya berkisar magnitudo antara 2,0 hingga 3,0.
Pada hari ke-4 Selasa tanggal 6 November 2018, tanpa diduga jumlah aktivitas gempa meningkat tajam hingga mencapai sebanyak 52 gempa dalam sehari. Gempa paling kuat mencapai magnitudo 5,5 pada pagi dini hari pukul 2.35.53 WITA.
Ini adalah gempa yang paling kuat yang terjadi dengan dampak guncangan paling kuat. Gempa di hari ke-4 ini dirasakan di wilayah yang luas seperti di wilayah Mamasa mencapai skala intensitas IV MMI, Mamuju, Toraja, Polewali, dan Majene III-IV MMI, bahkan hingga di Palopo III MMI.
Memasuki hari ke-5 Rabu tanggal 7 November 2018, gempa masih terus terjadi dengan jumlah gempa mencapai sebanyak 47 gempa dalam sehari. Gempa paling kuat terjadi dengan magnitudo 5,0 pada pagi hari pukul 5.42.26 WITA. Gempa ini dilaporkan dirasakan di Mamuju dan Mamasa mencapai skala intensitas III-IV MMI.
Hari ke-6 Kamis tanggal 8 November 2018 aktivitas gempa terus meningkat yang ditandai dengan aktivitas gempa mencapai sebanyak 67 gempa dalam sehari. Gempa paling kuat terjadi dengan magnitudo 5,1 yang terjadi pada pukul 21.40.15 WITA.
Gempa ini dirasakan dalam spektrum guncang dalam wilayah yang luas, seperti di wilayah Mamasa dalam skala intensutas IV MMI, Mamuju, Toraja, Toraja Utara, Polewali mandar, Majene III MMI, dan Pasangkayu II MMI.
Hingga hari ke-7 Jumat tanggal 9 November 2018, aktivitas gempa masih terjadi. Jumlah sementara sejak dinihari tadi sudah tercatat sebanyak 20 gempa. Melihat tren frekuensi gempa yang terjadi, tampaknya aktivitas gempa di Mamasa masih akan terjadi.
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami: