Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pimpinan Ponpes Hidayatullah Sulsel Harap Pilpres dan Pileg Tanpa Hoaks

Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah, Abdul Majid, menjadi pembicara dialog keummatan

Penulis: Abdul Azis | Editor: Nurul Adha Islamiah
HANDOVER
Pemuda Syabab Hidayatullah Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar Dialog Keummatan dengan "Menjaga harmonisasi antar ummat dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila menyongsong Pileg dan Pilpres 2019 yang damai dan sejuk", Minggu (21/10/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Abdul Aziz Alimuddin

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemuda Syabab Hidayatullah Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar Dialog Keummatan dengan "Menjaga harmonisasi antar ummat dengan mengedepankan nilai-nilai Pancasila menyongsong Pileg dan Pilpres 2019 yang damai dan sejuk", Minggu (21/10/2018).

Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah, Abdul Majid, menjadi pembicara dialog keummatan yang digelar di Ponpes Hidayatullah, Jl Bumi Tamalanrea Permai, Makassar. Hadir pembicara lain, Sekretaris Kammi Sulselbar Abdul karim dan Ketua Pemuda Syabab Hidayatullah, Muhammad Roby.

Dihadapan puluhan santri, ustad Abdul Majid mengatakan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi. Sehingga, nilai-nilai demokrasi haruslah dijunjung tinggi dalam setiap even politik.

Dijelaskan ustad Majid, proses pileg maupun pilpres, ini banyak diwarnai isu hoaks yang bisa saja memunculkan perpecahan ummat. Karena itu Majid berharap, mereka yang berada di balik calon presiden dan wakil presiden mengedepankan aspek moralitas karena masing-masing calon juga mewakili kalangan ummat Islam.

"Ketika idealisme sudah tidak ada, maka inilah yang bisa merusak harmonisasi di pilpres, harusnya kita tidak perlu saling gontok-gontokan ketika bicara pilpres. Kita harus pelajari dulu, ketika kita paham makna dan tujuannya itu pilpres, Insya Allah pilpres berjalan dengan damai," kata ustad Majid, Minggu (21/10/2018).

"Harmonisasi bisa terjadi ketika pihak-pikak dibalik kedua tokoh (capres-cawapres) saling menjaga dan tidak menyebar isu hoaks. Tugas utama ummat hari ini bagaimana membekali diri dengan nilai-nilai Pancasila terutama nilai-nilai ketuhanan dan nilai-nilai tauhid," jelas ustad Majid.

Sekertaris Kammi Sulselbar Abdul Karim, menyatakan, Indonesia bukan hanya satu kelompok atau golingan, tapi beragam. Menurutnya, menjelang pileg dan pilpres itu rentan terjadi perpecahan, sering kali dibenturkan isu yang mencoba memecah belah antar ummat beragama. "Tindakan provokatif bisa kita minimalisir dengan tidak percaya isu hoaks," katanya.

Sementara Ketua Pemuda Syabab Hidayatullah Muhammad Roby, mengatakan, setiap kompetisi, pasti ada riak-riak negatif yang menyertai. Sehingga tugas kita sebagai santri bagaimana agar tidak terprovokasi, tidak terperdaya pada isu yang bisa merusak harmonisasi kita sesamaa umat.

"Kita liat saja apa visi misinya, mana yang baik di antara para calon. Kita tidak boleh saling mencederai kalau ada yang mencederai itu pasti melanggar aturan," jelas Roby.

Syabab Hidayatullah adalah organisasi kepemudaan nasional yang berfokus pada pembinaan dan pemberdayaan generasi muda dalam rangka menyiapkan kader bangsa dalam bingkai Islam yang berdedikasi serta memililiki loyalitas keindonesiaan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved