Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Diskusi Simposium: Generasi Muda Kehilangan Identitas

Prof Darussalam mengungkapkan, orientasi masyarakat Indonesia termasuk generasi muda tidak patriotisme.

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Mahyuddin
Seputar Pendidikan
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Serikat Mahasiswa Penggiat Konstitusi dan Hukum (Simposium) menggelar Focus Discussion Group (FGD) bertajuk Historiografi Peradaban Indonesia Jalan Panjang Menjaga Keutuhan NKRI.

Kegiatan itu dihelat di Remcy Hotel Pannakukang, Jl Boulevard, Makassar, Sulsel, Kamis (18/10/2018).

Hadir dalam pembicara yakni Dekan Syariah dan Hukum Besar UIN Alauddin Makassar Prof Dr Darussalam Syamsuddin MAg.

Juga dosen Sejarah Unhas Dr Suriadi Mappangara, Dosen Komunikasi Politik UINAM Dr Firdaus Muhammad, Ketua KNPI Sulsel Imran Eka Saputra.

Bertindak sebagai moderator yakni Dr Buhari MPd.

Prof Darussalam mengungkapkan, orientasi masyarakat Indonesia termasuk generasi muda tidak patriotisme.

Baca: Dari Diskusi Mahasiswa Unhas: Hewan Bisa Selamatkan Manusia dari Bencana Alam

"Generasi muda, sekarang ini kita katakan ada indikasi krisis identitas. Generasi muda sudah kehilangan semangat patriotisme kala diukur orang di masa lalu," kata Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini.

Ia pun khawatir dengan wacana lahirnya negara baru dalam Indonesia.

"Generasi ini tak boleh kita nafikkan, saya katakan ada kelompok generasi yang ingin membentuk negara baru.

Kita ingin generasi Indonesia memiliki self nationality. Sehingga, dia tak terpengaruh dengan budaya asing. Negara kita ini harus tetap utuh," katanya.

Sementara itu, Dr Suriadi mengatakan, sejak dulu banyak negara yang ingin mengobok-obok Indonesia.

"Agama Islam di Indonesia dari dulu sudah melawan. Umat Islam yang mayoritas 80 persen ," katanya.

Baca: Cerita Titien Sumarni, Artis Lawas Diidolakan Soekarno, Hidupnya Berakhir Pilu, Ini yang Terjadi

Ia mengatakan setiap orang bisa menjaga keutuhan negara ini karena memang negara ini dibangun dari perlawanan mayoritas Islam di masa lalu.

"Islam kita ini adalah Islam Nusantara, Nusantara itu nama tempat yang tidak ada batas negara nya. Kala penjajahan dulu, Islam diobok-obok tapi mereka meminta tak ada larangan pergi ke tanah suci," katanya.

Ia juga mengungkapkan, Islam juga terkait dalam bidang politik.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved