Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ini Alasan Yuli Sumpil Buang Uang di Depan Pemain Persebaya, Simak Videonya

Pentolan sekaligus dirigen Aremania, Yuli Sumpil, menyampaikan pembelaan terkait sanksi seumur hidup yang dia terima PSSI

Editor: Ardy Muchlis
HANDOVER
Dirijen Aremania, Yuli Sumpil (kanan) memberikan arahan saat Aremania mendatangi kantor Arema FC Jalan Mayjen Pandjaitan no 42 Kota Malang pada (20/4/2018). (OVAN SETIAWAN/BOLASPORT.COM) 

TRIBUN-TIMUR.COM-- Pentolan sekaligus dirigen Aremania, Yuli Sumpil, menyampaikan pembelaan terkait sanksi seumur hidup yang dia terima PSSI.

Komdis PSSI menjatuhi sanksi larangan datang ke stadion selama seumur hidup kepada dirigen Aremania, Yuli Sumpil.

Yuli Sumpil dinilai menjadi biang keributan pada laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada pekan ke-24.

Selain itu, ada juga insiden perobekan bendera Persebaya selepas laga yang dimenangi Arema dengan skor 1-0 itu.

Alhasil, Yuli Sumpil dan satu orang rekannya, Fandy, dilarang datang ke stadion seumur hidup.

Setelah sanksi tersebut turun, beredar sebuah video di akun Instagram @yulisumpil_alpenliebe yang menampilkan pernyataan dari pentolan Aremania tersebut.

Dalam video tersebut, Yuli Sumpil meminta suporter sepak bola jangan terlalu terbawa perasaan.

Apalagi untuk laga besar dan sarat rivalitas seperti Arema vs Persebaya.

"Suporter itu jangan baper. Masalah saya buang duit itu pemain Persebaya saya kasih uang, katanya belum dibayar," kata Yuli dalam video tersebut.

"Yang masalah bendera Persebaya disobek, saat Arema bermain di Surabaya malah tulisan dibalik dan logo juga disobek, Aremania santai-santai saja," ujarnya lagi.

Yuli menyebut, teror yang diterima para pemain Arema saat bermain di Surabaya lebih besar ketimbang yang terjadi di Malang kemarin.

Namun, Bonek, suporter Persebaya, tak bisa menerima teror yang dilakukan oleh suporter Arema kepada pemain Bajul Ijo.

Di akhir video, Yuli menyampaikan keprihatinannya terhadap suporter yang tak bisa menunjukkan rivalitas dengan sungguh-sungguh saat membela tim kesayangannya berlaga.

Selain Yuli Sumpil, Aremania lainnya juga disanksi tak boleh hadir di laga kandang Arema.

Ditambah lagi, Aremania tak boleh menggunakan atribut ketika mendampingi Singo Edan di laga tandang.

Terkait sanksi tersebut, CEO Arema Iwan Budianto, mengatakan timnya tak akan mengajukan banding.

"Kami tidak akan mengajukan banding. Namun akan berada di barisan terdepan untuk membangun kesadaran para suporter utamanya Aremania agar berubah menjadi lebih baik,” tegasnya.

“Jangankan dihukum sampai akhir musim, sejujurnya Arema FC ikhlas jika harus dihukum 10 tahun tanpa penonton dan sanksi lainnya, asalkan mampu membawa revolusi perubahan perilaku positif bagi suporter Indonesia," kata Iwan lagi.

Sanksi Arema FC

 Dirigen Aremania, Yuli Sumpil, dilarang masuk stadion di seluruh Indonesia selama seumur hidup.

Selain Yuli, ada satu Aremania lainnya bernama Fandy yang juga dikenai hukuman yang sama.

Hukuman yang dijatuhkan oleh Komisi Disiplin PSSI itu merupakan buntut masuknya Yuli dan Fandy ke dalam lapangan saat jeda pertandingan Arema FC kontra Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, 6 Oktober lalu.

Pada peristiwa itu, Yuli dan Fandy bahkan mengganggu pemain Persebaya yang sedang berlatih.

"PSSI memastikan setiap pelanggaran disiplin kompetisi mendapatkan sanksi. Tidak ada toleransi," kata Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono dikutip dari laman resmi PSSI, Kamis (11/10/2018).

Tak cuma Yuli dan Fandy, PSSI juga menghukum Arema FC dengan sanksi pertandingan tanpa penonton dan denda Rp 100 juta.

Arema diberi sanksi larangan menggelar pertandingan tanpa penonton pada laga kandang dan suporter mereka dilarang memberikan dukungan juga pada saat laga tandang sampai akhir musim kompetisi 2018.

Sanksi tersebut merupakan buah dari beberapa pelanggaran disiplin yang terjadi dalam laga Arema vs Persebaya.

Selain masuknya Yuli dan Fandy ke lapangan, pada laga tersebut juga terjadi pengeroyokan yang dilakukan suporter Arema terhadap suporter Persebaya dan penyalaan flare disertai pelemparan botol.

Aksi Yuli Sumpil menjadi penyebab di sanksi

Selain kasus Arema FC, Komite Disiplin juga menyidangkan beberapa kasus lainnya.

Berikut hasil sidang dan keputusannya:

1. PS Barito Putera 

- Nama kompetisi: Go-Jek Liga 1 2018
- Pertandingan: PS Barito Putera vs PSMS Medan

- Tanggal kejadian: 7 Oktober 2018
- Jenis pelanggaran: Ofisial PS Barito Putera yang tidak teridentifikasi terlibat kericuhan dengan pelatih PSMS Medan

- Hukuman: Sanksi denda Rp. 25.000.000

2. Persikabo Kabupaten Bogor

- Nama kompetisi: Liga 3 2018
- Pertandingan: Persikabo Kab. Bogor vs Bogor FC

- Tanggal kejadian: 26 Agustus 2018
- Jenis pelanggaran: Pelemparan botol, penyalaan flare serta masuk ke dalam lapangan

- Hukuman: Sanksi denda Rp. 25.000.000

3. Pemain Persip Pekalongan, Iwan Wahyudi

- Nama kompetisi: Liga 3 2018
- Pertandingan: Persatu Tuban vs Persip Kota Pekalongan

- Tanggal kejadian: 7 Oktober 2018
- Jenis pelanggaran: Memukul lawan

- Hukuman: Sanksi larangan bermain sebanyak 2 (dua) pertandingan

Subcsribe Youtube dan Follow Instagram Tribun Timur untuk mengikuti informasi paling terkini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved