Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dua Pekan Gempa Palu, Bau Amis Masih Menyengat di Pantai Talise

Seperti sekitar jembatan Ponulele atas yang populer dikenal dengan jembatan kuning Kota Palu yang ikut hancur akibat gempa

Penulis: Hasan Basri | Editor: Imam Wahyudi
hasan/tribun-timur.com
Kondisi jembatan Ponulele yang populer dikenal dengan jembatan kuning Kota Palu yang ikut hancur akibat gempa 

Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sudah dua pekan pasca gempa dan tsunami melanda Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Sulawesi Tengah.

Tepatnya memasuki hari ke 14 sejak peristiwa 28 Oktober 2018 lalu terjadi, bau amis dan busuk diduga berasal mayat justru masih sangat terasa menyengat di sejumlah titik lokasi bencana.

Seperti sekitar jembatan Ponulele atas yang populer dikenal dengan jembatan kuning Kota Palu yang ikut hancur akibat gempa berkekuatan 7,4 SR yang disusul tsunami.

Saat kami melintas kawasan itu bau amis, Jumat (12/10/2018) bersama rekan media lainya dari Makassar, seketika aroma langsung menyambut di sekitar area pinggir jembatan

Tidak hanya disekitar jembatan, jarak sekitar 100 meter dari titik reruntuhan Jembatan tepatnya di Anjungan Pantai Talise, aroma itu masih terasa.

"Masih ada bau ," kata seorang jurnalis Makassar yang turut melakukan peliputan di lokasi tersebut.

Tak hanya aroma amis, gerombolan lalat juga masih terlihat berkerumun di area timbunan reruntuhan, ranting kayu dan tanah pasir.

Tapi kami belum pastikan aroma amis ini benar adalah dari mayat yang masih tertimbun tanah dan pasir serta sampah ini.

Pasalnya sejumlah korban yang sempat tertimbun reruntuhan dan tanah atau lumpur, baik yang hidup atau meninggal, sebelumnya telah ditemukan oleh tim gabungan Sar.

Korban yang ditemukan meninggal juga telah dikebumikan baik secara massal ataupun dipemakaman keluarga masing masing.

Bahkan saat ini proses pencarian korban juga telah dihentikan secara resmi oleh tim SAR tepatnya Jumat (12/10/2018)

Karman, seorang warga Donggala yang datang melihat kondisi jembatan yang ambruk pada 28 Oktober beberapa hari lalu juga mengaku merasakan adanya bau amis ini.

Sambil beriringan berjalan dengan kami, Warga asal Kabupaten Donggala ini memastikan masih ada mayat yang tertimbun tanah atau lumpur, tetapi belum dievakuasi.

"Pasti masih ada pak, karena pada saat kejadian. Di sini ramai warga. Karena waktu itu ada kegiatan festival budaya," tuturnya.

Ditambah lagi masih banyak warga yang mengaku belum menemukan keluarganya pasca gempa dan tsunami memporak porandakan Kota Palu dan beberapa daerah lainya.

Di Jembatan Kuning yang berdekatan langsung dengan Ajungan Pantai Talise ini merupakan daerah terpara h akibat gempa dan tsunami pada 28 Oktober 2018 lalu.

Setidanya ada ratusan warga ditemukan di lokasi ini baik yang luka maupun yang sudah dalam kondisi tak bernyawa.

Pantauan Tribun disekitar lokasi sudah tidak ada relawan yang melakukan proses pencarian korban.

Yang ada hanya warga sedang mencari barang bekas untuk dijual. Para relawan justru fokus mulai pembersihan reruntuhan.

Berdasarkan data Badan Sar Nasional (Basarnas), Kota Palu, Sulawesi Tengah untuk korban gempa yang ditemukan khusus di wilaya Palu sebanyak 921 orang.

Sebanyak 835 orang dinyatakan telah meninggal dunia dan 86 ditemukan dalam kondisi selamat.

Menurut Kepala Kantor Basarnas Palu, Sulawesi Tengah, Basrano pada Jumat (12/10/2018) sudah sudah tidak ada lagi proses pencarian korban.

"Tapi ketika ada informasi akan ditemukan korban, maka kita tim resque tetap membantu. Kalau mencari sudah pencarian tidak lagi, kita hanya membantu untuk proses evakuasinya," sebutnya.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved