Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

BNPB Bantah Isu Gunung Salak Meletus

Menurut Sutopo informasi ini menyebar bermula dari adanya VAAC Darwin (Volcanic Ash Advisory Centre) yang menyatakan Gunung Salak

Penulis: Hasan Basri | Editor: Imam Wahyudi
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat ditemui di Graha BNPB, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018). (Fitri Wulandari/Tribunnews.com) 

Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Isu beredar terkait meletusnya Gunung Salak, Bogor, menyebabkan pesawat tidak dapat take off dan landing di Bandara Internasional Soekarno Hatta pada hari ini (10/10/2018).

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya.

Menurut Sutopo informasi ini menyebar bermula dari adanya VAAC Darwin (Volcanic Ash Advisory Centre) yang menyatakan Gunung Salak meletus berdasarkan pantauan satelit Himawari.

Sehingga akan menggangu penerbangan pesawat terbang.

Namun VAAC Darwin telah mengkoreksi hal itu bahwa tidak ada sebaran abu vulkanik dari daerah di sekitar Gunung Salak, maka penerbangan dipastikan aman.

Kata Sutopo PVMBG juga telah memberikan tanggapan terkait meletusnya Gunung Salak pada (10/10/2018).

Gunung Salak yang berada di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat, berdasarkan pantauan visual, instrumentasi dan observasi lapangan, menunjukkan tidak ada aktivitas vulkanik yang menunjukkan ada letusan Gunung Salak.

"Dari gempa vulkanik dangkal, gempa teknonik lokal dan gempa tektonik jauh menunjukkan tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Salak," sebutnya.

Hasil observasi lapangan yang dilakukan secara langsung oleh pengamat Gunung Salak hingga (10/10/2018) pukul 20:00 WIB tidak teramati adanya jatuhan/hujan abu vulkanik.

Tidak terdengar suara dentuman baik di wilayah puncak Gunung Salak maupun di sekitar lerengnya seperti di wilayah Taman Nasional Cidahu.

"Status Gunung Salak masih Normal (Level I). Tidak ada letusan dari Gunung Salak. Gunung Salak aman," teganyam

Gunung api jika akan meletus pasti akan mengeluarkan tanda-tandanya sebelumnya. Tidak tiba-tiba meletus.

Alam akan memberikan peringatan lebih dahulu kepada manusia yang kemudian dapat ditangkap indikasinya berdasarkan pengamatan visual, instrumentasi dan observasi di lapangan.

Masyarakat dapat memantau aktivitas gunungapi melalui https://magma.vsi.esdm.go.id.

Tidak seperti gempabumi yang terjadi tiba-tiba. Terjadinya sudden on set. Tidak ada tanda-tanda tapi langsung terjadi gempa sehingga seringkali masyarakat tidak siap.

"Memang gempabumi tidak dapat diprediksi secara pasti, tetapi letusan gunungapi dapat diprediksi," tuturnya.

Dari 127 gunungapi di Indonesia, saat ini ada 1 gunungapi status Awas (level IV) yaitu Gunung Sinabung, 2 gunungapi status Siaga (level III) yaitu Gunung Soputan dan Gunung Agung, dan 18 gunungapi status Waspada (Level II). Sisanya status Normal (Level I).

Jadi masyarakat dihimbau tetap tenang. PVMBG pasti akan memberikan informasi kepada masyarakat, BNPB dan BPBD jika ada peningkatan status gunungapi.

Masyarakat diminta tidak usah takut. Aktivitas vulkanik gunungapi dapat dikenali tanda-tandanya sebelum meletus.

"Sekali lagi saya sampaikan bahwa Gunung Salak tidak meletus. Aman dan status Normal. VAAC Darwin juga sudah mengkoreksi bahwa tidak ada letusan Gunung Salak," sebutnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved