Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Insiden Panamparan di Pantai Seruni

Dirut RS Bantaeng; Tak Ada yang Dirawat dari Insiden Karaoke Pantai Seruni

Insiden saat akhir pekan di rumah bernyanyi itu melibatkan Ketua Komisi II DPRD Bantaeng Darwis T dan seorang pramuwisma Rumah Karaoke D'Club

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Anita Kusuma Wardana
THAMZIL
Dirut RSUD Bantaeng Dr Sultan (baju hitam) di acara Forum Ibu - Bayi Lahir JAliN-USAID, Hotel Swiss BelInn Panakkukang, Makassar, Selasa (9/10/2018) pagi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, BANTAENG-Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof Dr Anwar Makkatutu Bantaeng, Dr M Sultan, mengungkapkan tak ada korban luka dan dirawat dari insiden penamparan dan kericuhan di Rumah Karaoke D'Club, Pantai Seruni Bantaeng, Kelurahan Pallantikang, Bantaeng, akhir pekan lalu.

Insiden saat akhir pekan di rumah bernyanyi itu melibatkan Ketua Komisi II DPRD Bantaeng Darwis T dan seorang pramuwisma Rumah Karaoke D'Club, Ilham Illang.

"Cuma insiden biasa, tak ada yang masuk rumah sakit kok," kata Sultan kepada Tribun, usai mendampingi Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel Ir Liestiyati F Nurdin di Forom Kesehatan Ibu dan Bayi Jalin USAID di Hotel SwissBelInn Panakkukang, Makassar, Selasa (9/10/2018) pagi.

Dirut Rumah Sakit pemerintah itu, menyebut insiden itu hanya salah paham biasa.

"Kan ada dua versi, yang pelayan karaoke bilang ditampar, Pak Anggota DPRD bilang hanya menunjuk dengan suara tinggi dan dirinya yang dikeroyok sama karyawan karaoke," ujar Sultan.

Kasus ini jadi perbincangan publik di Bantaeng. Polisi masih menangani insiden ini.

Dari keterangan pers, anggota DPRD berinisial D, mengaku saat kejadian dia dalam kondisi sadar dan tidak mabuk, seperti berita yang beredar di media sosial.

Si Wakil rakyat bercerita, kronologis kejadian itu bermula saat dia diajak teman lamanya untuk bersantai akhir pekan di Pantai Seruni, pusat hiburan dan kuliner di semananjung selatan Pulau Sulawesi. Awalnya dia datang ke rumah bernyanyi D'Gonny di JL Seruni atas ajakan temannya. 

"Sekitar pukul 10.20 saya di rumah, dan saya diajak sama teman untuk nyanyi-nyanyi (karaoke) di D'Gonny. Tiba di sana nyanyi-nyanyi, karena saya tahu di D'Gonny itu jam 12 tutup," ungkapnya.

Dikarenakan di rumah bernyanyi D'Gonny tutup,  dia dan temannya menuju rumah bernyanyi D'Club, sekitar 300 meter dari rumah bernyanyi publik itu.

Darwis membenarkan ke tempat hiburan itu sekitar pukul 12.15 wita. Dia juga tahu, di  akhir pekan, D'Club tutup pukul 02.00 Wita dinihari.

Namun sesampai di D'Club, dia merasa tak mendapat pelayanan baik dari Illang, si pelayan sekaligus kasir rumah karaoke. "Saya tanya (ke Illang), masih ada kosong. Dia bilang full mi. Jadi saya sama teman yang cek di atas, ternyata masih ada yang kosong," bebernya.

Dia dan rekannya lalu mengecek ruangan karaoke. Di D'Club menyediakan sekitar 15 kamar bernyanyi.

Ternyata dia menemukan masih ada kamar kosong. Sang wakil rakyat komplain.

 "Saya bilang sama dia, kau liat-liat tong ko orang, kau kira saya mau ka gratis. Saat saya kasih begitu, ada anggota bos ceper," ucapnya.

"Jadi tidak benar jika saya menampar. Saya hanya tunjuk saja. Dan saya dikeroyok di sana, mungkin sekitar dua atau tiga orang, karena tempatnya remang-remang," bebernya.

Akibat pengeroyokan yang dialami dirinya, ia mengalami beberapa lebam di bagian perutnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved