Gempa Palu Donggala
Bantuan Beras Terbatas, Pengungsi Depan Kantor Balaikota Palu Hanya Makan Mie Instan
Meski rumahnya tidak hancur, Suhaeni belum berani pulang lantaran takut ada gempa susulan.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Mahyuddin
Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri
TRIBU-TIMUR.COM, MAKASSAR - Korban gempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, Parigi Sulawesi Tengah, yang tinggal di tenda pengungsian masih sangat membutuhkan bantuan.
Terutaman bantuan berupa beras.
Pasalnya, pengungsi kebanyakan hanya makan mie instan, bahkan sampai tiga kali dalam sehari.
"Kami sangat syukur pak kalau dapat bantuan pak, tapi kalau mie terus pak bosan juga, terutama anak anak kami," kata Suhaeni.
Suhaeni biasanya mengonsumsi nasi kalau ada pembagian dari relawan.
Tetapi untuk mendapatkannya harus berebutan dengan pengungsi lainya karena jumlahnya terbatas.
Baca: Gempa Palu-Korban Meninggal Gempa dan Tsunami Sulteng Capai 2.010 Jiwa
Suhaeni tinggal di Posko Valutemo Palu sudah hampir 10 hari bersama dengan 1.500 pengungsi lainya.
Meski rumahnya tidak hancur, Suhaeni belum berani pulang lantaran takut ada gempa susulan.
Korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, Parigi hingga Selasa (09/10/2018) pada pukul 13.00 Wita sebanyak 2.010.
Korban meninggal ini terdapat di wilayah Kota Palu 1.601 orang, Donggala 171 orang, Sigi 222 orang , Parigi Moutong 15 orang , Pasangkayu, Sulbar 1 orang. (San)