Alumnus FTI UMI Temukan Alat Penguji Pelumas Bernama Portable Colour Visual
Kabar membanggakan datang dari Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Muslim Indonesia (UMI). Sentiyaki (21), seorang alumnus
TRIBUN-TIMUR.COM - Kabar membanggakan datang dari Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Sentiyaki (21), seorang alumnus Jurusan Teknik Kimia FTI UMI yang kini bekerja sebagai analis pada PT Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta berhasil menemukan dan membuat alat pengetes pelumas sebelum dikemas, lalu siap dipasarkan.
Alat tersebut bernama Portable Colour Visual.

Melalui Portable Colour Visual, sampel pelumas yang telah melalui tahap uji base oil dan zat aditif, blending, dan filling diuji secara otomatis.
Hasil uji sampel akan menentukan, apakah pelumas itu kualitasnya bagus sehingga siap dirilis (release) atau kualitasnya buruk sehingga harus diproduksi ulang (repeat).
"Sebelumnya pengujiannya (sampel) masih secara manual dan masih mengandalkan ketelitian mata," kata Sentiyaki kepada Tribun-Timur.com, Jumat (5/10/2018).
Pengujian sampel secara manual tersebut telah berjalan lama dan tentu saja hasilnya berpeluang kurang presisi.
Sentiyaki menemukan Portable Colour Visual berkat hasil kerja tim bersama rekannya pada PT Pertamina Lubricants, anak perusahaan PT Pertamina (Persero).
Rekan setim dengan Sentiyaki adalah Alim Adi Priyatna, Supriyono, Rachmad Amiluddin, Aditya Sukma Suwanda, dan Khadinda Thia P.
Tim tersebut sedang mengikuti kompetisi Continuous Improvement Program (CIP), sebuah program pencarian inovasi dalam rangka penyelesaian masalah kerja dan peningkatan efisiensi di lingkungan kerja Pertamina.
Akhir dari kompetisi tersebut akan berlangsung pada November 2018, di Jakarta.
Dekan FTI UMI, Zakir Sabara H Wata yang memperkenalkan Sentiyaki berharap dia mampu tembus ke babak final.
Sentiyaki berstatus sebagai mahasiswa FTI UMI antara tahun 2013 hingga 2017.
Lalu, bergabung dengan Pertamina Lubricants pada awal 2018.
Pada tahun 2016, penyuka olahraga sepakbola ini menemukan teknologi penyerap emisi dan ramah lingkungan, bersama dengan 2 mahasiswa sejurusan dengan dirinya.
Teknologi tersebut bernama Eco Filter Portable yang digunakan di kanalpot sepeda motor atau mobil.
Eco Filter Portable menggunakan bahan dasar daun trembesi (albizia saman).
Temuan ini pun dirancang untuk mereduksi polusi udara di perkotaan.(*)