Tekanan Inflasi Sulsel Turun, BI Sebut 10 Komoditas Tetap Perlu Diwaspadai
Bahkan inflasi tahunan tersebut, lebih rendah dari rata-rata 5 tahun terakhir yang tercatat sebesar 4,48 persen (yoy)
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tekanan inflasi Tahunan Sulsel menurun dan berada dalam sasaran inflasi 3,5 persen±1 persen.
Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sulsel, Bambang Kusmiarso dalam rilis bulanan di kantornya Jl Sudirman Makassar, Kamis (4/10/2018) menuturkan, secara tahunan pada September 2018 tekanan inflasi Sulsel tetap terkendali, tercatat sebesar 3,09 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan tekanan inflasi tahunan bulan sebelumnya (3,92 persen, yoy).
"Penurunan tersebut terutama terjadi pada kelompok bahan makanan dari 7,25 persen (yoy) pada Agustus 2018 menjadi 5,42 persen (yoy) pada Sept 2018," katanya.
Bahkan inflasi tahunan tersebut, lebih rendah dari rata-rata 5 tahun terakhir yang tercatat sebesar 4,48 persen (yoy), bahkan masih berada dalam target sasaran (3,5±1 persen).
Capaian tersebut sejalan dengan semakin kuatnya peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel, komitmen Pemda, dan koordinasi yang semakin intensif dalam pengendalian inflasi baik dilevel teknis maupun kepala daerah ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Namun demikian, terdapat 10 komoditas yang perlu diwaspadai hingga akhir tahun yang secara historis menunjukkan peningkatan harga.
"Seperti cabai, daging dan telur ayam ras, beras, ikan bandeng, ikan teri, ikan laying, bawang merah, tomat, kangkung, dan ikan cakalang," kata Bambang.
Oleh karena itu, diperlukan koordinasi dan upaya stabilisasi harga yang akan terus diperkuat terutama untuk pengendalian kelompok bahan makanan.
Upaya yang akan dilakukan oleh TPID bersama dengan Pemerintah Daerah untuk menjaga ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi ekspektasi, antara lain, mendorong kerjasama antar daerah untuk pemenuhan pasokan dan stabilisasi harga khususnya untuk komoditas perikanan dan hortikultura.
Mendorong percepatan dan efektivitas pasar induk beras di Parepare, Monitoring secara lebih intensif termasuk menyiapkan langkah-langkah pengendalian terhadap ketersediaan pasokan barang-barang yang secara historis menunjukkan kenaikan di akhir tahun oleh unit kerja terkait.
Lalu peningkatan produktivitas dan kelancaran distribusi ikan bandeng untuk pemenuhan kebutuhan dan kestabilan harga di akhir tahun, penguatan Badan Usaha Lorong/Lorong Peduli Inflasi untuk menjaga ketahanan pangan dengan perluasan gerakan tanam cabai, tomat, kangkung dan bawang merah.
"Dengan berbagai upaya pengendalian inflasi tersebut, Inflasi Sulsel pada tahun 2018 diperkirakan tetap terjaga dalam kisaran yang ditetapkan 3,5±1 persen," ujarnya. (*)