September 2018 Sulsel Mengalami Deflasi yang Cukup Signifikan
Deflasi kelompok bahan makanan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan komoditas pangan yang lebih dalam dari sebelumnya.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pada September 2018 Sulsel mengalami deflasi yang cukup signifikan.
Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sulsel, Bambang Kusmiarso dalam rilis bulanan di kantornya Jl Sudirman Makassar, Kamis (4/10/2018) menuturkan, IHK Sulsel pada September 2018 tercatat deflasi -0,86 persen (mtm) lebih dalam dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar -0,10 persen (mtm).
"Deflasi tersebut juga lebih dalam dari Nasional (-0,18 persen, mtm) dan merupakan yang terendah ketiga setelah Sulteng (-1,22 persen; mtm) dan Papua Barat (-0,89 persen, mtm)," katanya.
Namun kota Parepare (-1,59 persen; mtm) menjadi kota dengan deflasi terdalam se-Indonesia.
"Deflasi September 2018 yang lebih dalam dari polanya (rata-rata 5 tahun terakhir) terutama didorong oleh deflasi kelompok bahan makanan," katanya.
Deflasi kelompok bahan makanan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan komoditas pangan yang lebih dalam dari sebelumnya.
"Yaitu cabai rawit, tomat buah, tomat sayur, cakalang, teri, daging ayam ras dan bayam, dan penurunan harga komoditas yang periode sebelumnya mengalami kenaikan seperti bandeng, cabai merah dan beras," kata Bambang. (*)