Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gempa Bumi Palu

Cerita Relawan Gasmator Bentrok dengan Penjarah Barang Bantuan untuk Korban Gempa di Donggala

Rombongan tim kemanusiaan dari Gasmator berangkat lima mobil termasuk truk, sementara yang dijarah dua mobil.

Penulis: Risnawati M | Editor: Imam Wahyudi
risnawati/tribuntoraja.com
Relawan dari Gerakan Solidaritas Mahasiswa Toraja (Gasmator) bentrok dengan para penjarah bantuan untuk korban gempa di daerah Loli, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). 

Laporan Wartawan TribunToraja.com, Risnawati

TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Relawan dari Gerakan Solidaritas Mahasiswa Toraja (Gasmator) bentrok dengan para penjarah bantuan untuk korban gempa di daerah Loli, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kejadian itu terjadi saat tim kemanusiaan Gasmator menuju ke Donggala-Palu sekitar pukul 16.00 Wita, Selasa (2/10/2018).

"Kami di hadang warga yang menggunakan fisik kekerasan, dan mereka memaksa diturunkan bantuan logistik maka tim relawan melakukan perlawanan," ujar MPO Gasmator, Pangeran Tandilangi, Rabu (3/10/2018).

Pangeran menjelaskan, timnya melakukan perlawanan karena perilaku para oknum penjarah sudah tidak berkeprimanusiaan, serta sepenuhnya yang melakukan penjarahan bukan warga Donggala maupun Palu.

"Daripada kami lari, dengan keadaan terdesak mending melawan saja, karena kami tahu persis yang melakukan penjarahan di Donggala saat masuk Kota Palu itu dilakukan orang yang tidak bertanggungjawab dan ada yang memanfaatkan situasi ini," jelasnya.

Rombongan tim kemanusiaan dari Gasmator berangkat lima mobil termasuk truk, sementara yang dijarah dua mobil.

"Saya masih sempat tahan para anggota tim relawan agar tidak terprovokasi teriakan dari teman, tapi karena sudah terlalu kelewatan, semua pada turun dan melawan hingga terjadi saling bentrok," tambah Pangeran.

Dia memastikan yang menjarah di Donggala bukan korban bencana, tapi ada yang memanfaatkan situasi dan mengatasnamakan dirinya korban.

"Tidak logis kalau korban yang melakukan seperti itu, mereka pasti trauma dan tidak punya kekuatan lakukan hal bodoh seperti itu, panjat di mobilnya orang, bahkan korban mengatakan makan saja sudah tidak enak karena trauma kenapa mau menjarah," tutup Pangeran.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved