Gempa Bumi Palu
Harga BBM di Palu Rp 100 Ribu Per Liter, Ini Kata Pertamina
Menanggapi hal tersebut PT Pertamina MOR VII Sulawesi masif mengirimkan pasokan ke daerah gempa. Khususnya mereka yang membutuhkan.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tim SAR bantuan Pemkot Makassar menemui lima kendali kala turun langsung mengamankan lokasi gempa di Kota Palu, Donggala, dan sekitarnya.
Kelima kendala yang dihadapi di lapangan yakni listrik padam, tidak ada air, penjarahan dimana-mana, akses jalan tertutup bekas gempa, dan BBM (solar dan premium) langka bahkan 1 liter seharga Rp 100 ribu.
Menanggapi hal tersebut PT Pertamina MOR VII Sulawesi masif mengirimkan pasokan ke daerah gempa. Khususnya mereka yang membutuhkan.
Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region VII Roby Hervindo yang sedang berada di lokasi gempa tepatnya daerah Donggala, Selasa (2/10/2018) menjelaskan, TBBM Donggala melayani lima kabupaten.
"Di Kota Palu terdapat 17 SPBU, 6 SPBU sudah bisa dioperasikan, sisanya 11 SPBU berstatus rusak sedang-berat. Saat ini TBBM Donggala sudah melakukan penyaluran BBM baik itu Pertalite, Pertamax, Premium, Turbo, dan Solar ke 6 SPBU di Kota Palu dan 1 SPBU di Kabupaten Sigi," kata Roby.
Keenam SPBU di Palu yakni SPBU 74.942.05 Jalan Diponegoro, SPBU 74.942.08 Jalan Maluku, SPBU 74.941.05 Jalan R.E. Martadinata, SPBU 74.941.02 Jalan Imam Bonjol, SPBU 74.942.06 Jalan Bayoge, dan SPBU 74.941.07 Jalan Ki Hajar Dewantara, dan di Kabupaten Sigi SPBU 74.943.06 Sidondo.
"Di samping SPBU, sudah dioperasikan titik pelayanan penyaluran BBM secara manual menggunakan Engkol Dispenser yang dioperasikan di SPBU
Muh Yamin, SPBU Ki Hajar Dewantara, SPBU Martadinata, SPBU Soekarno-Hatta, SPBU Maluku, SPBU Imam Bonjol, SPBU Diponegoro, SPBU Bayoge, SPBU Touwa, dan SPBU Tavanjuka," sebut Roby.
Sementara produk Premium, pembeliannya dibatasi hanya lima liter saja.
"Terkait harga BBM yang disebutkan kami tidak tahu pasti, kami tidak sempat cek. Namun dari pandangan saya sepertinya hoax, karena duit tidak laku di sini," katanya.
"Orang lebih butuh BBM dan logistik. Tidak ada yang jualan. Duit tidak laku," lanjutnya.