Dipisahkan Dua Malam, Ahmar Bahagia Bisa Bertemu Anaknya

Laporan Wartawan Tribun Timur, Sudirman

TRIBUN-TIMUR.COM,SOPPENG - Pasangan Ahmar dan Nur Alam Alma, tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya seteleh bertemu dengan anaknya Muh. Naufal Waliudin.

Ahmar berpisah dengan anaknya selama dua malam saat terjadi gempa di Palu.

Orang tua Naufal, Ahmar mengatakan, sebelum gempa, anaknya pergi salat magrib di masjid.

Saat terjadi gempa, anaknya berlari sekitar 20 Km, mulai dari Petobo Palu, sampai Kabupaten Sigi Biromoru, untuk menghindari tsunami.

"Anak saya lari terus karena ada teriakan sunami. Saya menangis terus memikirkan anakku. Air mata saya sudah kering tak bisa lagi keluar," tambah Ahmar.

Bahkan Ahmar mengaku sudah putus asa, dan menganggap anaknya sudah meninggal dunia.

Apalagi lumpur tsunami hanya berjarak 30 Km, dari rumah yang ia tempati selama ini.

Anaknya Naufal baru ditemukan setelah ada keluarganya pulang dari pesantren.

Setelah bertemu Naufal, Ahmar mengaku kembali menangis. Bahkan air matanya yang dulunya kering, kini bisa kembali keluar.

Sementara ibu Naufal, Nur Alam Alma mengatakan, walaupun diumumkan, anaknya mungkin sulit ditemukan ciri-cirinya.

Apalagi saat ditemukan, ia sudah ganti baju. Ia dikasih baju oleh orang tak dikenal karena, bajunya penuh dengan lumpur.

Alma mengaku trauma tinggal di Palu. Bahkan ia sudah mengambil pakaiannya dan SK PNS untuk tinggal di Soppeng.

"Saya sudah tidak mau kembali lagi ke Palu, saya trauma. Tempatku di Palu kemungkinan akan jadi kota mati," tambah Alma.

Alma berharap, ia bisa diterima oleh Bupati Soppeng A Kaswadi Razak, untuk bekerja di Pemda sebagai PNS. (*)