Porda Pinrang 2018
Tari Tope Le'leng Warnai Penutupan Porda XVI di Pinrang
Selain digunakan sehari-hari, Tope Le’leng juga menjadi syarat ketika ada upacara-upacara adat di Kajang.
Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan TribunPinrang.com, Hery Syahrullah
TRIBUNPINRANG.COM, PALETEANG - Prosesi penutupan Porda XVI diwarnai dengan suguhan penampilan tari Tope Le'leng.
Tarian yang diperagakan oleh delapan perempuan ini merupakan adat istiadat Suku Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Mereka menari dengan mengenakan pakaian khas suku tersebut.
Informasi yang dihimpun TribunPinrang.com, Tope Le’leng berarti sarung hitam, yang merupakan sarung khas Kajang.
Baca: Porda XVI Resmi Ditutup di Stadion Bau Massepe Pinrang
Baca: Kumpul 83 Medali, Pangkep Juara II Porda Pinrang
Sarung tersebut dibuat dengan proses alamiah dan ditenun oleh para perempuan suku tersebut.
Selain digunakan sehari-hari, Tope Le’leng juga menjadi syarat ketika ada upacara-upacara adat di Kajang.
"Mari kita sambut tarian Tope Le'leng," ucap MC kegiatan, Agus di sela-sela acara penutupan. Penutupan digelar di Stadion Bau Massepe, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang.
Penjabat Sekda Provinsi Sulsel, Tautoto hadir mewakil Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah untuk menutup acara bergengsi tersebut.(*)