Adegan DI Panjaitan Ditembak dan 2 Scene Film G30S/PKI Ini Sangat Janggal, Perhatikan Baik-baik
Adegan DI Panjaitan Ditembak dan 2 Scene Film G30S/PKI Ini Sangat Janggal, Perhatikan Baik-baik
Adegan DI Panjaitan Ditembak dan 2 Scene Film G30S/PKI Ini Sangat Janggal, Perhatikan Baik-baik
TRIBUN-TIMUR.COM - Sudah pernah belum nonton Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI?
Jika Anda generasi kelahiran 1980-an ke bawah, film ini dulunya film wajib tiap 30 September.
Film G30SPKI tercatat sebagai salah satu film legendaris di Indonesia.
Baca: Jadwal & Link Live Siaran Langsung Indonesia vs Australia, Menang Berarti Lolos ke Piala Dunia!
Baca: Link Live Streaming MotoGP Thailand 2018, Marquez Di Atas Angin, Rossi & Dovi Bendera Putih?
Baca: Presiden Jokowi Lantik Suami Artis Cantik Bella Saphira Jadi Sekretaris Wiranto, Kini Bintang 3
Tapi adegan-adegan di film itu pun tak luput dari kesalahan-kesalahan.
Bahkan kesalahan-kesalahan di film G30SPKI tak teredit atau tak terkoreksi sehingga tetap tayang selama puluhan tahun.
Ya, film G30SPKI memang menjadi film yang wajib ditayangkan seluruh stasiun televisi di Indonesia setiap tanggal 30 September.
Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo menuliskan catatan mengenai pemutaran film Gerakan 30 September, melalui akun twitter miliknya, @Nurmantyo_Gatot, Kamis (20/9/2018).
Gatot menuliskan seandainya Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) tidak berani mengeluarkan perintah kepada prajuritnya untuk menonton film gerakan 30 September, maka KSAD seharusnya melepas pangkatnya.
Meski demikian, Gatot yakin jika KSAD dan Panglima TNI bukanlah orang yang penakut.
Gatot pun menantikan perintah dari KSAD untuk menonton film tersebut bagi prajuritnya.
"Kalau KSAD tdk berani memerintahkan nonton bareng film G-30S/PKI, bgaimana mau mimpin prajurit pemberani & jagoan2 spt Kostrad, Kopassus, & semua prajurit TNI AD. Kok KSAD-nya penakut... ya sudah pantas lepas pangkat.
Ingat! Tdk ada hukuman mati utk perintah nonton bareng.
Paling copot jabatan, bukan copot nyawa. Kalau takut, pulang kampung saja.
Krn kasian nanti prajuritnya nanti disamakan dgn pemimpinnya penakut. Kan bisa menjatuhkan harga diri prajurit TNI AD yg terkenal di dunia pemberani plus super nekat.
Tapi saya yakin KSAD dan Panglima TNI bukan tipe penakut. Kita lihat saja pelaksanaannya," tulis Gatot Nurmantyo.
Tantangan yang dilontarkan Gatot direspons Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Jelang tanggal 30 September, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, mengatakan siapa saja boleh menonton film Pengkhianatan G30SPKI.
"Menonton itu adalah hak seluruh warga negara," ujarnya di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018).
Hari apa pun, menurut Hadi, bagi mereka yang ingin menyaksikan film tersebut dipersilahkan.
"Karena itu adalah bagian dari sejarah bangsa, di mana ideologi komunis harus benar-benar kita tolak untuk tidak bisa masuk ke negeri Pancasila ini," ujarnya.
Sebelumnya, Hadi mengatakan ideologi komunis membawa sejarah kelam bagi bangsa Indonesia.
"Namun, sesuai dengan semangat persatuan dan kesatuan, komunis tidak bisa hidup di negara Pancasila ini," ujarnya di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018).
TNI, kata Hadi, juga tetap akan mengantisipasi terkait potensi munculnya ideologi terlarang tersebut.
Dirinya pun mencontohkan, bagaimana aparat-aparat TNI teritorial mengecek pemberitaan tentang sejumlah pasukan membawa senjata AK-47 dan bendera yamg menyerupai palu arit di sebuah daerah yang diduga membawa ideologi komunisme.
"Ternyata pas kita cek, itu adanya di negara tetangga kita di sebelah utara sana, di Laos," kata Hadi.
Saat berkunjung ke tempat tersebut pun, dirinya menghindar ketika hendak berfoto karena di kanan dan kirinya terpasang bendera palu arit.
"Komunis menjadi perhatian kita, menjadi bahaya laten dan telah melakukan hal yang terburuk kepada bangsa Indonesia, sehingga menjadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia dan kita tidak pernah lupa," pungkasnya.
Adegan Salah
Nah, sekarang mari kita simak adegan-adegan yang salah tapi tak teredit di film G30SPKI.
Berdasarkan hasil pengamatan Warta Kota, terdapat beberapa kesalahan-kesalahan fatal yang tak teredit di film G30SPKI.
Inilah beberapa adegan yang salah tersebut tapi tak teredit dan tayang :
Adegan DI Panjaitan Ditembak
Adegan pertama yang terlihat salah adalah adegan dimana Brigjen DI Panjaitan ditembak mati oleh 4 anggota Tjakrabirawa di depan rumahnya.
Di adegan itu Brigjen DI Panjaitan dikelilingi 4 anggota Tjakrabirawa, lalu ia ditembak dari berbagai arah berlawanan.
Seperti ini posisinya saat Brigjen DI Panjaitan ditembak :


Lihatlah bahwa ada 2 anggota Tjakrabirawa yang memakai baret merah marun saling berhadapan.
Tapi dalam 2 sudut pengambilan kelihatan ada perbedaan posisi dari anggota Tjakrabirawa yang menggunakan baret merah marun.
Kedua anggota itu kemudian digambarkan sama-sama menembak Brigjen DI Panjaitan dari arah depan dan belakang.
Tapi saat Brigjen DI Panjaitan terjatuh dengan lebih dulu tersangkut di bagasi mobil, terlihat belum ada darah dari baju bagian depannya, dan baju bagian depan juga belum sobek-sobek.
Saat itu hanya baju bagian belakang Brigjen DI Panjaitan saja yang sudah sobek-sobek dan mengeluarkan darah.
Namun begitu Brigjen DI Panjaitan jatuh ke aspal, barulah diperlihatkan baju bagian depannya sudah sobek-sobek dan penuh darah.

Kemudian mari kita simak adegan saat Brigjen DI Panjaitan sudah tersungkur ke aspal :

Cat Truk Tjakrabirawa
Kesalahan ini terlihat apabila kita memperhatikan secara teliti adegan demi adegan di film G30SPKI.
Terkait cat mobil dan truk ini terlihat saat pasukan Tjakrabirawa mempersiapkan mobil-mobil yang akan dipakai untuk menjemput para jenderal di rumahnya.
Dalam film G30SPKI, adegan mempersiapkan mobil dan truk ini digambarkan dilakukan di kawasan Lubang Buaya.
Saat itu dalam salah satu adegan diperlihatkan bahwa ada seorang anggota pasukan Tjakrabirawa yang diberi tugas mengecat tanda silang berwarna putih di belakang truk pasukan Tjakrabirawa.

Tapi cat-cat di belakang mobil itu ternyata berubah jadi plester berwarna putih begitu truk-truk berangkat ke rumah-rumah para Jenderal.
Salah satunya terlihat di truk yang digunakan pasukan Tjakrabirawa untuk menjemput Jenderal AH Nasution di rumahnya.
Terlihat di truk yang digunakan ternyata tak memakai cat, tetapi hanya menggunakan plester berwarna putih yang disilangkan.

Adegan Soeharto Menelepon
Adegan Mayjen Soeharto menelepon Laksamana RE Martadinata juga terlihat janggal dalam film G30SPKI.
Saat adegan menelepon Laksamana RE Martadinata, Mayjen Soeharto digambarkan menopang tangan kirinya yang memegang gagang telepon ke kursinya.
Tetapi dari beberapa sisi pengambilan gambar, Mayjen Soeharto kelihatan berubah-ubah dalam menopang tangannya. Mari kita simak foto-fotonya :


Terlihat beda-beda kan benda yang dipakai Mayjen Soeharto untuk menopang tangan kirinya saat menelepon.
Sudah nonton filmnya belum?(*)
Baca: Jadwal & Link Live Siaran Langsung Indonesia vs Australia, Menang Berarti Lolos ke Piala Dunia!
Baca: Link Live Streaming MotoGP Thailand 2018, Marquez Di Atas Angin, Rossi & Dovi Bendera Putih?
Baca: Presiden Jokowi Lantik Suami Artis Cantik Bella Saphira Jadi Sekretaris Wiranto, Kini Bintang 3
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ini 3 Adegan Film G30SPKI yang Kelihatan Salah dan Tak Diedit, Simak yuk Sebelum Nonton,