73 Tahun Indonesia, Masyarakat Kalumpang Raya Mamuju Belum 'Merdeka'
Unjuk rasa yang mengangkat tema 'Masyarakat Kalumpang Menggugat', menuntut pemerintahan Ali Baal Masdar - Enny Angraeny Anwar (ABM-Enny)
Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunSulbar.com, Nurhadi
TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Puluhan mahasiswa dan masyarakat dari Kalumpang Raya (Kacamatan Kalumpang - Bonehau), Kabupaten Mamuju, berunjuk rasa di kantor Gubernur Sulawesi Barat, Jl. Abdul Malik Pattana Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Senin (24/9/2018).
Unjuk rasa yang mengangkat tema 'Masyarakat Kalumpang Menggugat', menuntut pemerintahan Ali Baal Masdar - Enny Angraeny Anwar (ABM-Enny) segera meralisasikan janjinya kepada masyarakat Kalumpang Raya.
Pantaun TribunSulbar.com, para pengunjuk rasa membawa sejumlah petisi berisi tuntutan mereka, diantaranya 'Kami bagian dari NKRI jangan dianak tirikan, mendesak perbaikan jalan poros Bonehau-Kalumpang, stop eksploitasi hasil alam Kalumpang Raya.
Gubernur mana janjimu, kami juga ingin maju, kami mau keadilan dan Bukaka (Kalla Group) Get Out dari tanah Kalumpang Raya.
"Sudah 73 tahun Indonesia merdeka, namun masyakarat Kalumpang Raya masih terisolir, tidak lekat dari penderitaan, utamanya kondisi infrastruktur jalan yang sangat memprihatinkan,"kata Masdar Pakora koordinator umum aksi dalam orasinya.
Masdar menegaskan, masyarakat Kalumpang Raya juga merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesian (NKRI) yang harus mendapatkan perhatian yang sama dengan daerah-daerah lainnya.
"Perjuangan ini murni perjuangan masyarakat Kalumpang Raya, datang menemui gubernur untuk menuntut hak dan kebutuhannya sebagai masyarakat Indonesia,"ujarnya.
Mereka juga menuntur Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, harus bertanggungjawab atas kehadiran Perusahaan PT Mamuju Tumbuang Energy (Bukaka/Kalla Group) yang hanya menguras SDA Kalumpang Raya, tapi tidak berkontribusi terhadap masyarakat.
"Tidak ada perubahan yang signifikan, sehingga kami menganggap ABM telah gagal menjadi pemimpin Sulbar. Olehnya kami hadir mempertanyakan kapan jalanan Bonehau-Kalumpang akan diperbaiki, jangan hanya SDA nya yang dikuras,"kata dia.
Ia menuturkan, masyarakat Kalumpang Raya sudah sampai pada titik jenuh, yang sekian lama tidak mendapat perhatian dari pemerintah.
"Pemerintah hanya bangga mengekploitasi SDA dan Budaya masyarakat Kalumpang, tapi tidak memberikan perhatian yang cukup,"ujarnya.
Masdar menjelaskan, sejak masuknya perusahaan Kalla Group pada tahun 2012 di wilayah Kalumpang Raya, seharusnya masyarakat mendapat infrastruktur yang layak, pembangunan SDM dan hak-hak lainnya.