Kisah Mantan Wabup Selayar, Pernah Jualan Kue Dadar di Yogyakarta
Meskipun ia terlahir dari ayah yang berprofesi PNS, hal itu tidak memberikan beban kepada kedua orang tuanya
Penulis: Nurwahidah | Editor: Nurul Adha Islamiah
Laporan Wartawan TribunSelayar.com, Nurwahidah
TRIBUNSELAYAR.COM, BENTENG - Mantan wakil Bupati Selayar H Saiful Arif pernah berjualan kue dadar dan agar-agar di Yogyakarta tahun 1982.
Meskipun ia terlahir dari ayah yang berprofesi PNS, hal itu tidak memberikan beban kepada kedua orang tuanya, soal biaya kuliah saat menggali ilmu di Yogyakarta.
"Kedua orang tua pun, tidak pernah menyuruh untuk berhenti kuliah karena beban, dan tanggung jawab orang tua, saya sudah ambil alih. Waktu saya mulai kuliah di Fakultas Hukum UGM Yogyakarta, ada inisiatif untuk hidup mandiri dengan jualan kue dadar dan agar-agar" kata H Saiful Arif saat dihubungi oleh Tribunselayar.com, Selasa (18/9/2018).
Selain itu, lanjut dia, juga berjualan majalah, koran, dan mengajar ngaji kepada TK hingga lansia.
"Dari penghasilan tersebut, uangnya ditabung hingga dapat membiayai kuliah sampai sarjana dan biaya kehidupan sehari-hari sebagai anak perantau," tuturnya.
H Saiful Arif mengungkapkan, pernah orang tua mengirimkan uang untuk biaya kuliah, Namun dipinjamkan ke kakak sepupu yang mau pulang liburan, dan memintanya agar uang tersebut dikembalikan saja ke orang tua. Awalnya, mereka tersinggung.
"Tapi saat itu kakak sepupu yang juga kuliah di Yogyakarta menceritakan bahwa saya berjualan dan menjadi Guru Privat Agama Keluarga, hingga bisa menanggung biaya hidup dan pembayaran kuliah. Mendengar itu orang tua pun sangat terharu dan bangga kepada saya," katanya.
"Alhamdulilah setelah jadi sarjana kembali ke Makasar dan menjadi anggota lembaga bantuan hukum fakultas Hukum Universitas, Hasanuddin Makassar di bawah kepemimpinan Prof Muh Askin," katanya.
Lelaki hobi organisasi ini pernah menjadi menjadi wartawan pedoman rakyat kurang lebih dua tahun. Namun ia harus risegn karena dirinya lulus menjadi PNS di Departemen Penerangan yang ditempatkan di Kepulauan Selayar.
"Meskipun sudah menjadi PNS, namun jiwa wartawan tidak lenyap. Akhirnya saya meminta kepada Perusahan pedoman rakyat agar bisa menjadi agen koran di Selayar. Hal tersebut akhirnya terwujud," tuturnya.
Generasi Muda
Menurutnya generasi muda terbagi tiga seperti Tower Generation,Flower Generation, dan Power Generation. Nah, Selayar, khususnya, Sulawesi Selatan pada umumnya, sangat membutuhkan generasi muda yang memiliki power (kekuatan), bukan hanya Flower, apalagi hanya Tower.
"Maka setiap pemuda harus mampu menemukenali dan menggali potensi dirinya dibidang apa saja seperti olahraga, Seni, Ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan dll. Karena sesungguhnya, setiap pemuda punya potensi. Tapi tidak semua pemuda menyadari. Hal ini juga yang menjadi obsesi saya untuk maju di Legislatif Sulsel agar bisa memaksimalkan pengembangan potensi generasi muda di Sulawesi Selatan," ujarnya. (*)