Puluhan Ribu Driver Grab Dipecat, Berikut Sederet Pelanggarannya
Grab Indonesia telah memutus hubungan kerja dengan puluhan ribu mitra pengemudinya karena terbukti
TRIBUN-TIMUR.COM - Grab Indonesia telah memutus hubungan kerja dengan puluhan ribu mitra pengemudinya karena terbukti curang selama menjadi mitra pengemudi Grab.
Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata menyatakan, kecurangan yang dilakukan mitra pengemudi bervariasi, mulai dari menggunakan fake GPS hingga aplikasi "tuyul".
"Puluhan ribu akun fiktif telah kita matikan. Setelah kita matikan itu, kita tidak memberikan ruang bagi pelaku kecurangan ini untuk masuk lagi ke sistem kita," kata Ridzki dalam jumpa pers di Kantor Grab, Pademangan, Jakarta Utara, Kamis (13/8/2018).
Baca: Ojek Online Go-Viet Diluncurkan, Driver-nya Cantik-cantik
Ridzki menuturkan, akun-akun yang hendak dihapus itu diperingatkan sebelumnya.
Bahkan, para mitra pun telah diberikan waktu untuk memperbaiki pekerjaannya.
"Masing-masing mitra itu ada statusnya sebelum kita putus. Statusnya mereka tingkat pelanggarannya bagaimana, apakah sudah parah, bahkan ada kesempatan untuk mereka memperbaiki diri," kata Ridzki.
Baca: Ingat Artis Cantik Manohara? Kabar Baik Baru Saja Datang dari Dia
Namun, Ridzki menyebut tidak semua mitra memanfaatkan waktu amnesti itu. Beberapa mitra pun langsung diputus karena kecurangannya dinilai terlalu berat.
Adapun para mitra yang terbukti melakukan kecurangan berat tersebut juga dilaporkan ke pihak kepolisian supaya diproses secara hukum dan mendapat efek jera.
"Kita sudah menyerahkan beberapa data ini kepada kepolisian. Tetapi kita juga lakulan pembagian kategori dari yang paling berat, yang sedang, dan lain-lain," katanya.
Fitur "Selfie Authentication"
Grab Indonesia menghadirkan fitur "Selfie Authentication" untuk para mitra pengemudi.
Ridzki mengatakan, fitur itu untuk menghindari praktik pencurian akun para mitra.
Baca: Jijik, Bangkai Tikus Ditemukan di Mangkuk Sup Restoran Populer Ini
Fitur tersebut, lanjut dia, memberikan opsi mitra pengemudi untuk log in akun dengan selfie atau swafoto.
"Dengan teknologi canggih log in dengan selfie atau swafoto, dimana pengemudi melakukan verifikasi dulu wajahnya lewat aplikasi.
Apabila orang yang mengendalikannya itu beda maka dia tak bisa menerima order," kata Ridzki.
Ridzki menuturkan, fitur tersebut diluncurkan setelah mendengar keluhan para mitra pengemudi yang khawatir akunnya digunakan orang lain.
"Mitra pengemudi ini suka khawatir katanya ada mobil yang dipakai bukan pemilik akunnya. Ini hal yang bodong, ini menyebalkan dan menjadi sumber tuyul-tuyul itu tadi," ujar Ridzki.
Menurut Ridzki, kebedaraan akun-akun fiktif itu merugikan para mitra pengemudi yang bekerja benar.
Gojek Ekspansi ke Vietnam, Apa Kata Dia?
Grab Indonesia menanggapi santai ekspansi yang dilakukan kompetitornya, Go-Jek, yang baru saja meluncurkan aplikasi Go-Viet di Vietnam, Rabu (12/9/2018) kemarin.

Ridzki percaya diri Grab akan dipilih oleh warga Vietnam karena mempunyai rekam jejak yang lebih lama.
"Grab memiliki sejarah panjang di Vietnam, kami telah beroperasi di negara tersebut selama 4 tahun dan telah hadir di 36 kota di negara tersebut," kata Ridzki.
Ridkzi menuturkan, pengalaman beroperasi di Vietnam telah membuat Grab memahami budaya penggunaan sepeda motor di negara beribukota Hanoi itu.
Ia menambahkan, aplikasi GrabBike pun sudah lebih dahulu diluncurkan sebelum beroperasi di Indonesia.
"Saat ini tim Grab di Vietnam beroperasi secara hyperlocal, seperti halnya kegiatan operasional kami di Indonesia. Vietnam memiliki layanan GrabBike, GrabFood dan GrabExpress dengan pertumbuhan yang sangat baik," ujar Ridzki.
Di samping itu, ia mengklaim Grab mempunyai kelebihan di sisi perekrutan mitra pengemudi dan pengentasan kecurangan yang menjamin keselamatan para penumpangnya.
"Para operator aplikasi, baik yang telah beroperasi di pasar negara asal mereka maupun yang berencana untuk memasuki pasar baru, harus dapat mengatasi praktek kecurangan dan memastikan platform mereka aman bagi pengguna maupun mitra pengemudi," katanya.
Go-Jek melakukan ekspansi ke Vietnam dengan meluncurkan aplikasi Go-Viet di Hanoi pada Rabu (12/9/2018) kemarin.
Di Vietnam, Go-Viet merupakan pemain baru. Beberapa pemain ride sharing sudah eksis sebelumnya, termasuk Grab dan sejumlah nama lokal macam Aber, MVL, FastGo, VATO, dan Mai Linh Bike.(ardito ramadhan)