Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Amanah Puang Makka dan KH Baharuddin di Tahun Baru Islam 1440 H

Ketua GP Ansor Sulsel Rusdi Idrus mengatakan bahwa kegiatan ini dalam rangka memperingati tahun baru hijriah ke 1440.

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Imam Wahyudi
saldy/tribun-timur.com

Laporan wartawan Tribun-Timur, Saldy

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sulawesi Selatan mengadakan dialog bareng tokoh dan ulama Sulsel.

Dialog yang berlangsung di Ruang Rapat kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kota Makassar, Selasa (11/9/18) ini menghadirkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel KH Baharuddin, Mursyid Khalwatiyah Syekh Yusuf Al Makassary Habieb Abdur Rahim Assegaf Puang Makka, Ketua Dewan Instruktur Ansor Sulsel Tonang Cawidu, dan Ketua Ansor Sulsel Rusdi Idrus.

Ketua GP Ansor Sulsel Rusdi Idrus mengatakan bahwa kegiatan ini dalam rangka memperingati tahun baru hijriah ke 1440.

Acara ini bertajuk Hijrah Ala Nahdlatul Ulama (NU).

"Sengaja kita menggelar dialog ini, untuk mendengar amanah, dan pesan religius dari guru - guru kita, menyambut tahun baru Islam," ujar Rusdi.

Dalam dialog ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar, KH Baharuddin mengatakan bahwa dirinya sangat sepakat dengan kata hijrah di tahun baru Islam.

Mengapa demikian, ini sebagai tanda semangat menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.

Ia menjelaskan saat ini organisasi NU adalah organisasi yang usianya sudah sangat tua.

Namun meski begitu, jamaahnya ditekankan untuk tidak kendor dalam menyebar syiar Islam.

Melihat fenomena era modern seperti saat ini, sebagian jamaah NU telah direbut oleh perubahan zaman.

"Perilaku dan aklakh ke NUan sebagian jamaah telah direggut dengan waktu. Itu kenapa karena tidak adanya kadeisasi dan penguatan sejak dini," ujar KH Baharuddin.

Berbeda dengan organisasi baru, mereka kata Baharuddin membawa semangat baru. Ibarat pengantin baru yang mengacu untuk menjadi lebih baik.

Olehnya itu, Baharuddin mengharapkan kader NU tidak begitu - begitu saja. Hijrah adalah jalan menjadi lebih baik.

Namun menjadi catatan, bahwa hijrah tak mesti meninggalkan keNUan seorang jamaah.

Sementara itu, Habib Abdur Rahim Assegaf Puang Makka menyebutkan bahwa sebelum hijrah, seseorang kader NU harus memastikan sikap komitmen, dan ketegasannya menyambut tahun baru Islam.

"Jangan selalu dilanjutkan gaya lama. Harus hijrah, tapi dengan aklatulkarimah," katanya.

Ia menjelaskan salah satu ketegasan yang dimaksud ini dengan tidak mengharap bantuan dari elite.

"Seperti halnya kegiatan ke NUan, jangan bikin di luar. Kita bikin di tempat kita. Jangan takut, kita tidak dibantu oleh mereka (elite)," kata Puang Makka.

Sesepuh NU Sulsel kata Puang Makka, telah menitipkan pesan,untuk menjaga kewibawaan NU dengan menegakkan komiten dan ketegasan.

"Tidak ada urusan dengan Gubernur dan lainnya. Kalau ini tidak dibiasakan, mereka akan mengatur kita," ujarnya.

Jangan sampai kata Puang Makka, jika elite menganggap jamaah atau kader NU meremehkan NU.

"Jangan sampai ada kata gampangji. Kalau itu sudah di pegang oleh mereka, maka kita akan habis satu persatu karena kepentingan kelompok," tegasnya.

Menurutnya kader NU tidak ada pada tataran elite, namun ia disegani oleh elite. Marwah NU ini kata Puang Makka harus dijaga.

Jika prinsip ini diteguhkan, ia meyakini NU selalu punya energi.

Yang membuat Puang Makka kecewa, disaat mendengar banyak pejabat pemerintah mengatasnamakan NU.

Padahal mereka hidup tidak mengamalkan nilai-nilai Islam, Ahlu Sunna Waljamaah.

"Mereka hanya menjual NU, banyak di Kemenag," sindir Puang Makka.

Sementara itu, Imam Masjid Al Markas Dr Muammar Bakri mengatakan hal yang sama. Ia sangat sepakat jika semua hijrah di tahun baru.

Menurutnya Mengislamkan budaya dan jamaahnya, suatu hal yang sangat istimewa di tahun baru Islam.

Selain itu juga, harus dibedakan mana syariah mana syiah.

Kader NU adalah syariah, tetapi juga merawat syiar.

Untuk menjaga marwah kita sebagai Islam Rahmatan lilalamin, seseorang jamaah harus hijrah dengan akhlak.

"Saya sependapat dengan guru kita Puang Makka, kita harus tegas. Nah sebagai kader, malu jika kita di remehkan elite, mereka butuh kita," katanya.

Saat ini, tantangan terbesar bagi pengurus adalah harus berhijrah dan berpikir secara jamaiyah,

Dengan tekad itu, yakin organisasi NU serta Ansor dan lainnya akan disegani.

"Kita harus kuat secara jamaiyah, kuat secara jamaah. NU bukan organisasi politik. Itu saja," papar.

Menjaga marwah Nu itu tak lepas dari pesan rahmatan lilalamin.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved