Asian Games 2018
Sumbang Medali Perunggu, Kisah Andi Tri Sandi Tinggalkan Kampung Halaman Demi Sepak Takraw
pemuda kelahiran Januari 1997 itu meninggalkan daerah kelahirannya, Selayar dan merantau ke kota Makassar.
Penulis: Alfian | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Mewujudkan cita-cita sebagai atlet berprestasi membutuhkan perjuangan. Bukan hanya soal bakat dan latihan keras, menjadi atlet profesional terkadang harus merelakan masa kecil dan jauh dari orangtua.
Meski begitu, perjuangan yang tulus itu bakal memperoleh balasan setimpal. Seperti yang dialami oleh atlet Sepak Takraw Indonesia yang berlaga di ajang Asian Games, Andi Tri Sandi Saputra S.
Sebelum terpilih bahkan tercatat sebagai salah satu atlet yang menymbangkan medali bagi Indonesia, Andi Tri Sandi harus merelakan masa kecilnya seperti pada anak usia bermain lainnya.
Sejak duduk di Kelas VI Sekolah Dasar, pemuda kelahiran Januari 1997 itu meninggalkan daerah kelahirannya, Selayar dan merantau ke kota Makassar.
Baca: Personel Sabhara Polda Sulsel Ini Turut Sumbang Medali di Asian Games
Ia memilih jalan hidupnya untuk persiapan sebagai atlet sepak takraw profesional di usia yang masih sangat muda.
Anak dari pasangan Salman (almarhum) dan Siti Nursyam itu awalnya mengenal sepak takraw dari lingkungan keluarga. Beberapa kerabatnya merupakan atlet sepak takraw yang berprestasi hingga kancah Internasional.
Setelah mengenal sepak takraw dari lingkungan keluarga, bakatnya mulai diasah di pusat pelatihan Kesatuan Tana Doang (Sanggar PKK).
"Di Selayar itu ada namanya Kesatuan Tana Doang yang didirikan Pemkab, anak-anak yang senang olahraga ikut latihan di sana dan dipantau," katanya saat dihubungi, Kamis (30/8).
Bakatnya pun terpantau langsung oleh sejumlah pelatih daerah Selayar yang kemudian merekomendasikan Andi Tri Sandi untuk mengasah kemampuannya di pusat pelatihan yang ada di kota Makassar.
Saat duduk di kelas VI SD, ia pun memilih pindah Sekolah di Makassar dan mengikuti pusat pelatihan.
Pilihannya pun tepat, sejak saat itu ia mulai mengikuti sejumlah kejuaraan baik tingkat daerah, nasional hingga Internasional.
Tamat di bangku SD, Andi Tri Sandi melanjutkan sekolah di SMPN 32 Makassar kemudian masuk di SMAN 22 atau Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan.
"Dari situlah saya bisa mengikuti sejumlah kejuaraan pelajar nasional maupun internasional, dan setelahnya bisa ikut di Sea Games dan Asian Games ini," ungkapnya.
Personel Sabhara Polda Sulsel
Di tahun 2017 lalu, tak lama setelah menyelesaikan masa studinya di PPLP Sulsel ia pun lulus sebagai salah satu anggota Kepolisian. Saat ini Andi Tri Sandi telah bertugas di Direktorat Sabhara Polda Sulsel dengan pangkat Bripda.
Meski telah berstatus sebagai anggota Kepolisia, ia tak meninggalkan statusnya sebagai atlet profesional. Konsekuensinya, waktunya pun tercurahkan di dua profesi berbeda itu.
"Saya pribadi sekarang tugas utamanya adalah sebagai anggota Polisi, pagi hingga sore hari saya harus bertugas dulu dan setelahnya saya habiskan untuk latihan takraw," ututrnya.
Beruntungnya, Andi Tri Sandi mendapat dukungan penuh dari pihak Polda Sulsel.
"Dukungan pastinya diberikan dari Kapolda, KONI dan Pemerintah daerah sehingga saya bisa tampil sekarang di Asian Games.
Sebagai atlet yang masih terbilang junior, Andi Tri Sandi telah menyumbangkan satu medali perunggu di ajang bergensi Asian Games 2018. Ia bersama rekan-rekannya menyabet perunggu di nomor tim beregu putra.
"Harapannya kemarin bisa lebih dari itu, tapi tetap saya syukuri bisa mempersembahkan medali dan semoga kedepan bisa semakin matang apalagi mendapat banyak pengalaman dari senior-senior di ajang Asian Games ini," tutupnya.(ian)
NAMA : ANDI TRY SANDI SAPUTRA.S
ASAL PROVINSI : SULAWESI SELATAN
CABANG OLAHRAGA : SEPAKTAKRAW
TEMPAT/TANGGALLAHIR : SELAYAR, 1 JANUARI 1997
TINGGI BADAN : 169 Cm
BERAT BADAN : 60 Kg
PRESTASI YANG DI CAPAI :
- PERUNGGU SEA GAME 2015 SINGAPORE
- PERAK ASEAN SCHOOL GAME HANOI 2013
- PERAK ASEAN SCHOOL GAME FILIPINA 2013