Yayasan Hadji Kalla Gandeng FKM Unhas Tangani Kasus Stunting di Enrekang
"Yayasan Hadji Kalla mengajak kami untuk ikut bersama menangani stunting,"kata Prof Sukri Palutturi, Selasa (28/8/2018).
Penulis: Munawwarah Ahmad | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur Munawwarah Ahmad
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Yayasan Hadji Kalla melalui bidang kesehatan dan lingkungan, menggandeng Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, dalam menangani masalah stunting "kerdil" khusisnya di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan.
Hal tersebut disampaikan Wakil Dekan III FKM Unhas Prof Sukri Palutturi usai menerima kunjungan Yayasan Hadji Kalla dalam hal ini Kepala Bidang Kesehatan dan Lingkungan Yayasan Hadji Kalla Meita Amirah Kuncoro.
"Yayasan Hadji Kalla mengajak kami untuk ikut bersama menangani stunting,"kata Prof Sukri Palutturi, Selasa (28/8/2018).
Penanganan Stunting kata Prof Sukri akan dilakikan melalui program pelatihan untuk kader Posyandu dan pemuda desa, pendampingan wilayah dalam mengurangi risiko Stunting dan skrining, penyuluhan gizi dan kesehatan untuk masyarakat terkait ibu dan anak (KIA) dan pemberian tablet Fe plus PMT untuk remaja atau WUS berisiko KEK dan anemia.
Hadir juga menerima Dekan FKM Unhas Dr Aminuddin Syam bersama Wakil Dekan III Prof Sukri Palutturi dan Ketua Penjaminan Mutu Prof Dr Ridwan Amiruddin
"FKM Unhas sebagai institusi pendidikan sudah sepantasnya membangun kemitraan dengan berbagai komponen masyarakat termasuk CSR perusahaan untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan masyarakat diantaranya masalah stunting,"kata Dekan Aminuddin.
Keterlibatan tersebut kata Aminiddin menjadi bukti keseriusan FKM Unhas secara langsung terlibat dalam mengatasi permasalahan masyarakat dalam bidang kesehatan.
"Kita harapkan penyelesaian stunting mesti dilaksanakan secara holistik dari hulu ke hilir dengan koordinasi leading sektor yang kuat disertai pendekatan sosiokultural yang terpadu. Kita mesti malu menjadi negara dengan angka stunting yang tertinggi dunia. Disini begitu banyak pakar kesehatan dan gizi tapi masalahnya tidak selesai. Ini ibarat anak ayam mati dilumbung padi,"tambah Aminuddin.
Prof Sukri Palutturi, PhD sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni yang juga menangani bidang kerjasama mengatakan bahwa belakangan ini, FKM Unhas menjadi institusi kesehatan masyarakat yang cukup seksi. Itu ditandai dengan begitu banyaknya permintaan untuk melakukan kerjasama dengan FKM Unhas baik lembaga nasional maupun internasional, tutupnya.