Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

7 Cerita di Balik 'Layar' Mahfud MD Gagal Jadi Cawapres, Narasumber ILC Tertegun Mendengarnya

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengungkapkan kronologi saat proses pemilihan calon wakil presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.

Editor: Ilham Arsyam
Mahfud MD blak-blakan saat tampil di ILC 

Mahfud mengatakan jika akhirnya Romy mengunjungi rumahnya pagi-pagi.

"Lalu dia memberitahu, menyebutkan jika 10 nama (cawapres) memang berasal dari Pak Jokowi," ujarnya.

"Jadi Romy sejak awal sudah ke saya," imbuhnya.

Mahfud MD kemudian mengatakan jika sehari sebelumnya, dia politisi PPP Suharso Monoarfa.

"Saya (Monoarfa) bersama Romy sudah bertemu Presiden, Romy mengatakan bahwa kalau pasanganya Prabowo itu Salim Segaf, nanti lawannya Pak Mahfud, kalau nanti pasangannya Prabowo itu AHY, sama-sama millenial lawannya Romy, tapi sudah tahu dia kalau pak Jokowi pilih saya," kata Mahfud MD.

"Saya bilang, mas Anda ini kok ngomongnya beda, dengan yang waktu ketemu saya, jangan main-mainlah saya bilang," sambung Mahfud MD.

5. Pernah Tolak tawaran menteri

Mahfud MD mengaku sudah tiga kali menolak jabatan yang ditawarkan Jokowi mulai dari Menkopolhukam, Jaksa Agung hingga komisaris utama BUMN.

Mahfud menolak lantaran merasa tidak ikut berkeringat membantu Jokowi di Pilpres 2014. Bahkan, Mahfud menjadi ketua tim pemenangan kubu lawan, Prabowo Subianto.

Tawaran menjadi Menko Polhukam diterima Mahfud tahun 2015. Ketika itu Jokowi merencanakan reshuffle jilid I. Luhut Binsar Pandjaitan yang merupakan salah seorang kepercayaan Jokowi menyampaikan kepada Mahfud bahwa Jokowi sudah oke posisi Menko Polhukam diisi dirinya.

"Pak Mahfud, Pak Jokowi menghargai profesionalitas," kata Mahfud menirukan ucapan Luhut, menjawab alasan tak bisa masuk kabinet karena pernah bekerja keras memuluskan Prabowo jadi presiden.

Tawaran menjadi komisaris utama juga disampaikan Luhut. Tawaran ini ditolak Mahfud dengan alasan profesionalitas.

"Saya sampaikan saya ini ahli hukum, nggak ngerti (ekonomi)," kata Mahfud.

Soal tawaran menjadi Jaksa Agung, Mahfud menyebut disampaikan Luhut Panjaitan dan Menseneg Pratikno. Mahfud tak mengiyakan dengan alasan yang sama ketika dijanjikan menjadi Menko Polhukam.

"Saya usul Busro Muqodas dan Bambang Widjojanto (mantan pimpinan KPK)," kata dia.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved