Hari Raya Idul Adha-- Ini Amalan Sunnah Saat Berkurban dan Kesalahannya Menurut Ustad Adi Hidayat
Hari Senin (13/8/2018) dalam penanggalan Islam atau Hijriah adalah hari pertama dalam bulan Dzulhijjah 1439 H.
Artinya, “Apabila sepuluh hari pertama Dzulhijjah telah masuk dan seorang di antara kamu hendak berkurban, maka janganlah menyentuh rambut dan kulit sedikitpun, sampai (selesai) berkurban,” (HR Ibnu Majah, Ahmad, dan lain-lain).
Lantas bagaimana makna hadits ini.
Menurut Ustad Adi Hidayat, hadist ini berbunyi larangan memotong kuku dan rambut yang melekat pada tubuhnya hanya untuk yang berkurban.
"Jadi yang tidak (berkuban), tidak perlu," jelasnya.
Ustad Adi Hidayat menjelaskan bagi anda yang sudah memiliki keingnan dan kehendak untuk berkurban, uang sudah tersedia sebelum tanggal 1 Dzulhijjah.
"Maka larangan ni berlaku mulai 1 Dzulhijjah," jelasnya.
Sementara itu, jika uang tersedia misalkan pada 3 Dzulhijjah maka pada tanggal itu baru berlaku larangan tersebut.
Berikut penjelasan lengkap Ustad Adi Hidayat.
Keutamaan Berkurban
1. Qurban Pintu Mendekatkan Diri Kepada Allah
Sungguh ibadah qurban adalah salah satu pintu terbaik dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagaimana halnya ibadah shalat. Ia juga menjadi media taqwa seorang hamba. Sebagaimana firman Allah surat Al-Maidah ayat 27, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertaqwa”.
Berqurban juga menjadi bukti ketaqwaan seorang hamba.
Allah Subhanahu wata’ala telah berfirman:
لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS:Al Hajj:37)