Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sikap UAS, Ustadz Oemar, Felix Siauw dan Hanan Attaki di Tengah Hiruk Pikuk Pilpres

Empat penceramah kondang yakni Ustadz Abdul Somad, Ustadz Hanan Attaki, Ustadz Felix Siauw, dan Ustadz Oemar Mita muncul bersama

Editor: Ilham Arsyam
Ustadz Abdul Somad 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ditengah proses menuju Pemilihan Presiden 2019, Empat penceramah kondang yakni Ustadz Abdul Somad, Ustadz Hanan Attaki, Ustadz Felix Siauw, dan Ustadz Oemar Mita muncul bersama di sebuah video yang diunggah di Youtube, Minggu (12/8/2018).

Meski tidak menyebut kaitan dengan proses politik yang terjadi di Indonesia, keempatnya menyerukan pesan persatuan.

Video yang diunggah melalui akun Tafaqquh Video, yang bisa dikatakan akun resmi Ustadz Abdul Somad itu, mengajak umat menjaga persatuan, dan mensyukuri perbedaan.

Video diberi judul KEBERANEKA-RAGAMAN YANG INDAH || Pesan Persatuan Ustadz "Zaman Now".

"Allah ciptakan berbeda-beda, kulit, bentuk rupa, kemampuan akal beda, fisik beda, harta beda. Ditengah keberankearagaman itu ada keindahan. Kami (para ulama) dari latar belakang berbeda, suku, kita ada perkara yang kita sepakati, ada yang berbeda, kita berlapang dada menerima perbedaan," ujar Abdul Somad.

Sedangkan ustadz Oemar mengatakan, jika kita tidak sepakat dalam beberapa hal, tapi ada yang kita sepakati.

"Bahwa kita saudara, kita selayaknya pakaian saling menghiasi, menata jalan keimanan," tuturnya.

Sementara Ustadz Felix Siauw berpendapat, Ia selalu meminta kepada Allah SWT agar terjadi persatuan kaum muslim.

"Bagi saya tidak ada yang lebih penting dari persatuan. Allah sampaikan dalam Alquran, persatuan ini tidak bisa dibeli. Seberapapun yang kita punya, Balikan yok, jadi satu lagi," tutur Felix.

Dai Kondang Hanan Attaki pun mengungkapkan hal senada.

Ia mengatakan, persatuan dimulai dari hati masing-masing.

"Karena Allah banyak bicara urusan hati. Bukan berarti yang kita setujui, orang lain harus setuju. Kita harus punya rasa empati, care,  mudah-mudahan ini jadi semangat kita, mari kita berangkulan tangan," tuturnya.

Doa Felix

Di akun instagramnya Felix mengunggah foto berempat dengan ustadz-ustadz tersebut.

Dalam caption, Felix kembali menekankan umat Islam harus bersatu.

Ia juga berdoa agar umat islam bersatu dan saling melindungi.

Islam Itu Satu

Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mu'min, dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. - QS 8: 62-63

Andai saya punya satu pinta kepada Allah untuk dikabulkan, untuk saat ini, yang paling penting dan tak bisa ditunda lagi, maka saya akan meminta persatuan ummat Muslim

Sebab ada banyak sekali kebaikan yang terbuka apabila kaum Muslim mau saling bergandeng tangan, saling memahami, dan merapatkan shaf mereka

Sebaliknya, tanpa persatuan, kaum Muslim nothing, bukanlah apa-apa, takkan pernah menjadi apapun, dan hanya menjadi alat saja bagi kepentingan selain Islam

Dan persatuan ini memang sudah sampai masanya, ketika ego bisa ditekan oleh kebahagiaan kebersamaan, ketika kecurigaan bisa hilang dengan duduk bercanda

Inilah yang tak akan didapatkan meski harta sepenuh bumi dikeluarkan, ini yang takkan bisa dibeli meski seluruh manusia mengumpulkan infaknhya, sebab ini pemberian Allah

Allah yang mengikat hati-hati mereka yang beriman, lalu memasukkan kedalam hati mereka cinta-Nya, agar mereka saling mencintai satu samalain karena keagungan-Nya

Yaa Rabb, yang kami minta, begitulah kami dengan para ulama kami, begitulah kami sesama Muslim, perkenankan agar kecintaan ini berbuah persatuan dalam Islam

Persatuan ini akan berbuah saling melindungi, saling memahami, dan saling membantu, dan saat itu terjadi, maka surga sudah dibayar di muka dunia

Semoga kita adalah bagian persatuan itu, paling tidak kita jangan menjadi sebab permusuhan. Andai tangan belum bisa terangkai, minimal hati tak saling bertikai

Uhibbukum fillah, wahai saudara Muslimku.

PRABOWO Subianto memilih Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2019.

Keputusan itu membuat beberapa anggota Persaudaraan Alumni 212 kecewa.

Hal itu diamini oleh juru bicara PA 212 Novel Bamukmin.

Sebab, Prabowo Subianto tidak sepenuhnya mengikuti rekomendasi ijtima ulama dan tokoh nasional GNPF.

Terutama, pada poin yang merekomendasikan Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Al Jufri dan Ustaz Abdul Somad menjadi calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

"Jadi memang ada sedikit kekecewaan, untuk Prabowo ini mengambil Sandiaga Uno," ujar Novel Bamukmin saat dikonfirmasi Tribunnews, Minggu (12/8/2018).

Namun, menurut Novel Bamukmin, Prabowo Subianto sudah mengikuti beberapa rekomendasi dari ulama.

Yakni, membentuk koalisi partai keumatan bersama Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Berkarya.

Kemudian, menjadikan Prabowo Subianto sebagai capres.

"Artinya, sudah dua per tiga Prabowo mengikuti ijtima ulama, kalau pun ini sepertiganya wajar kebijakan partai menghitung ongkos partai," papar Novel Bamukmin.

Karena itu, PA 212 kemungkinan akan tetap mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

Meski, ucap Novel, PA 212 akan mendiskusikan terlebih dahulu bersama pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab.

"Kami jadi masih sampai saat ini, walaupun belum ada pernyataan resmi, kami melihat masih arah kita kepada Pak Prabowo," terang Novel Bamukmin.

PARTAI Bulan Bintang (PBB) belum menentukan sikap mendukung salah satu pasangan calon presiden di pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Partai pimpinan Yusril Ihza Mahendra itu masih menunggu keputusan Ijtimak Ulama Jilid II untuk menentukan pilihan.

Beberapa waktu lalu, Ijtimak Ulama Jilid I di Hotel Peninsula memutuskan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan salah satu dari dua ulama, yaitu Ustaz Abdul Somad atau Salim Segaf Al Jufri sebagai calon wakil presiden.

Namun, Ijtimak Ulama Jilid I itu tidak ditaati. Belakangan, ’koalisi keumatan’ malah memilih Sandiaga Uno, pengusaha yang sedang menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, untuk menjadi pendamping Prabowo Subianto.

“Karena yang dipilih bukan ulama, ya PBB menunggu dulu, menunggu bagaimana petunjuk ulama yang berijtimak di Hotel Peninsula itu. Kan, mereka yang memutuskan,” kata Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, Sabtu (11/8/2018).

Justru, presiden petahana Joko Widodo yang tidak dikomando ulama mana pun, malah memilih seorang ulama, yaitu KH Ma’ruf Amin, Ketua Majelis Ulama Indonesia dan Rais Am Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), sebagai calon wakil presiden.

Terhadap keulamaan Kiai Ma’ruf Amin, pria asal Belitung itu lantas bertanya, “Siapa di antara Umat Islam Indonesia yang berani mengatakan bahwa Kiai Ma’ruf Amin bukan ulama?” Kalau kita sepakat Kiai Ma’ruf Amin ulama dan beliau menjadi calon presiden kubu Jokowi, bagaimana umat bersikap."

Pada Sabtu sore, Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shihab meminta segera diadakan Ijtimak Ulama Jilid II untuk memutuskan, apakah para ulama dapat menerima keputusan partai-partai koalisi keumatan dan juga keputusan Prabowo Subianto yang memilih Sandiaga Uno.

Yusril Ihza Mahendra menambahkan, posisi Ijtimak Ulama Jilid II dilematis, sebab kalau ada ijtihad baru yang membatalkan keputusan semula, para ulama harus menunjukkan dengan jelas rujukan nash syar’i yang menjadi dasar keputusannya.

Sambil menunggu keputusan, PBB memilih posisi berada di tengah. PBB juga memohon kejelasan keberadaan ulama Kiai Ma’ruf Amin dari para ulama peserta Ijtimak Ulama Jilid II, karena sejak awal PBB mengatakan tidak akan mendukung Jokowi sebagai capres 2019.

Namun, berada di posisi itu membuat partai ini banyak mendapat kecaman. Ketika sedang menunggu, Yusril Ihza Mahendra tidak henti-henti digempur dari kiri kanan, mengapa memilih “netral” dan tidak segera mengumumkan mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Kami ini partai Islam. Kalau tidak manut sama ulama, manut sama siapa lagi? Kami, PBB, manut kepada para ulama. Malah ada yang menuduh saya mengkhianati komando para ulama. Lah, yang berkhianat tidak memilih pendamping Prabowo adalah seorang ulama itu siapa?” papar Yusril Ihza Mahendra. (*)



Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved