Gerhana Bulan Total atau Blood Moon
Tak Sempat Lihat Gerhana Bulan Total? Jangan Sedih, Berikut Jadwal Selanjutnya Mulai 2019
Gerhana Bulan total, pada Sabtu (28/7/2018) lalu merupakan gerhana Bulan terakhir
TRIBUN-TIMUR.COM - Gerhana Bulan total, pada Sabtu (28/7/2018) lalu merupakan gerhana Bulan terakhir yang dapat diamati pada tahun ini.
Gerhana Bulan tersebut akan menjadi gerhana Bulan dengan durasi gerhana Bulan total terlama dalam abad ke-21, yaitu selama 1 jam 43 menit.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mencatat masih akan ada gerhana Bulan selanjutnya yang dapat teramati di Indonesia dalam waktu 5 tahun ke depan.
Berikut daftar Gerhana Bulan selanjutnya yang dapat teramati di Indonesia dalam waktu 5 tahun ke depan, seperti penjelasan Lapan dalam laman resminya di Instagram @lapan_ri:
1. Gerhana Bulan sebagian, 17 Juli 2019,
2. Gerhana Bulan penumbra, 11 Januari 2020,
3. Gerhana Bulan penumbra, 6 Juni 2020,
4. Gerhana Bulan penumbra, 30 November 2020,
5. Gerhana Bulan total, 26 Mei 2021,
6. Gerhana Bulan penumbra, 19 November 2021,
7. Gerhana Bulan total, 8 November 2022,
8. Gerhana Bulan penumbra, 5 hingga 6 Mei 2023,
9. Gerhana Bulan sebagian, 29 Oktober 2023.
6 Mitos
Saat gerhana Bulan total terjadi, beredar pula mitos:
1. Kebaikan akan berlipat ganda
Umat di Tibet percaya segala kebaikan yang dilakukan saat gerhana Bulan terjadi akan berlipat ganda.
Begitu juga jika melakukan keburukan.
Mitos yang berkaitan dengan karma ini berlaku pada tindakan buruk yang dilakukan.
2. Waktu berdamai
Orang Batammaliba di Togo dan Benin memiliki mitos seputar gerhana bulan.
Mitos di sana berkata, "Matahari dan Bulan sedang bertengkar kala gerhana, sehingga orang-orang meminta kedua benda langit itu untuk berhenti."
Sampai hari ini, mitos tersebut tetap berlaku.
Gerhana bulan adalah waktu yang tepat untuk berkumpu bersama dan berdamai atas permusuhan yang pernah terjadi.
3. Adanya perubahan
Banyak suku pribumi Amerika mengatakan gerhana bulan adalah tanda akan adanya perubahan yang terjadi di Bumi, menurut Farmer's Almanac.
Hal ini berdasarkan pada kepercayaan mereka.
Sebab, bulan dipercaya sebagai pihak yang mengendalikan dan mengatur planet kita.
4. Dimakan naga
Kata 'gerhana' dalam bahasa Tiongkok adalah shi, yang juga berarti 'makan'.
Orang Tiongkok percaya bahwa menghilangnya bulan disebabkan karena ada naga yang memakannya.
Sehingga orang Tiongkok akan menembakkan meriam ke arah bulan untuk menakuti naga.
5. Pertanda datangnya penyakit
Zaman dahulu, orang Eskimo menganggap hiangnya bulan sebagai tanda bahwa bulan sedang mengidap penyakit serius.
Jadi, sipapun yang terkena sinar bulan 'berpenyakit' akan mengalami nasib sama.
Untuk mengatasi kekhawatiran ini, orang Eskimo akan menutupi apapun termasuk tubuh mereka sendiri dari sinar gerhana Bulan.
6. Bulan diracuni
Orang Jepang memiliki takhayul bahwa bulan yang berwarna kemerahan saat gerhana sedang terkena racun.
Orang Jepang khawatir, racun yang ada di bulan itu akan jatuh ke bumi saat gerhana terjadi.
Sehingga orang-orang akan menutupi sumur agar airnya tak tercampur racun dari bulan.(*)