Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

KM Lestari Maju Karam di Selayar

Belajar dari Karamnya KM Lestari Maju, Ini Pesan Kordinator Relawan Prof Andalan

"Selain itu seharusnya semua pelayanan yang ada di Pelabuhan diambil alih oleh ASDP, buka pihak swasta."

Penulis: Nurwahidah | Editor: Suryana Anas
HANDOVER
KM Lestari Maju karam di Selayar 

Laporan Wartawan  TribunSelayar.com, Nurwahidah

TRIBUNSELAYAR.COM, BENTENG -Kordinator Relawan Prof Andalan Selayar Ali Yathas, menganggap KMP Lestari Maju diperuntukan untuk kapal barang bukan kapal penumpang.

"Belakangan Kapal tersebut disulap jadi kapal penumpang itupun sangat tidak dilengkapi dengan alat-alat keselamatan di atas kapal. Apalagi untuk kenyamanan para penumpang sangat jauh. Kemarin kita temukan kasusnya pelampung tidak cukup ketika karam Lestari di Pantai Pabbadialang," ujarnya.

"Sekoci tidak berfungsi sama sekali dan ABK, Kapten, sebagaianya tidak mengerti bagaimana bertindak dan berperilaku pada saat kondisi,"kata Ali Yathas.melalui telepon  kepada Tribunselayar.com, Selasa (10/7/2018).

"Ketika  karam kapal Lestari Maju, tidak ada intruksi sama sekali, bagaimana seharusnya menolong ibu dan anak-anak yang didahulukan, saya tidak tahu apakah ABK ini semua abal-abalan atau bagaimana," kata Ali Yathas.

Ia menyarankan kepada masyarakat Selayar, aktiflah jangan terkesan mau menerima apa adanya. Nanti ada kejadian seperti ini baru menyesal tidak ada gunanya lagi. Marilah kita menolak  kapal-kapal  yang disediakan pemerintah terkait kalau itu tidak sesuai dengan aturan-aturan keselamatan yang telah kita ketahui bersama.

"Selain itu seharusnya semua pelayanan yang ada di Pelabuhan diambil alih oleh ASDP, buka pihak swasta. Tiket itu sistemnya dibuat dua loket. Apalagi  pada zaman tehnologi sekarang ini mestinya tiket dibuat online  dan menual. Kalau ini sudah ada saya kira tidak  akan ada lagi permaian di Pelabuhan,

"Selama ini dihadirkan memang untuk membuat celah adanya mohon maaf pencuri yang masih memanfaatkan  situasi ketidakpedulian kita dan memang sebagian masyarkat ini terkesan  tidak mau susah dan tidak mau ambil pusing. Itu sebetulnya yang menjadi kendala kita padahal sebetulnya sudah tahu. Lihat saja di media sosial banyak yang bersuara tapi tidak berani  turun tangan langsung,"tuturnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved