Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ada Kampung Korea di Sulawesi, Begini Sejarah dan Penduduknya

Perjalanan yang kami tempuh menghabiskan waktu kurang lebih 15 jam menggunakan kapal pesiar.

Penulis: CitizenReporter | Editor: Mahyuddin
HANDOVER
Kampung Korea di Kecamatan Sorawolio, Keluharahan Bugi dan Karya Baru, Sulawesi Tenggara 

Dan, aksara Hangeul Korea Selatan ini, ternyata tak hanya digunakan di papan nama jalan, namun juga ditemui di papan nama sekolah, rumah-rumah penduduk, nama kantor, juga menjadi salah satu mata pelajaran di muatan lokal di kampung ini.

Ciri khas inilah yang menjadikan kampung suku Cia-cia ini terkenal oleh masyarakat lokal sebagai Kampung Korea.

Kekhasan keluruhan Bugi dan Karya Baru dengan Korea ini, juga menjadi peluang baru bagi pemuda-pemudanya yang membuka les bahasa Korea secara khusus.

Dalam kunjungan itu, kami berkesempatan melihat proses bejalar mengajar di beberapa tempat les ini.

Sebenarnya kami juga berniat pergi ke sekolahnya untuk melihat lansung pembelajaran bahasa korea, tetapi apalah daya ternyata ketika kami datang, mereka sedang ujian dan belum bisa untuk ditemui.

Di salah satu tempat les, kami dikejutkan oleh anak-anak seumuran SD yang sangat fasih menulis dengan aksara Hangeul Korea Selatan, termasuk menyanyikan lagu korea.

Pada kesempatan itu, mereka menyanyi dengan judul “Geum se mari”, bagi penggemar Korea, tentu tahu dong dengan lagu ini.

Selain mampu menuliskan bahasa lokalnya menjadi huruf Hangeul, mereka juga bisa berbahasa Korea sedikit-sedikit, bahkan fasih memperkenalkan diri menggunakan bahasa Korea.

Penduduk Kampung Korea ini Kecamatan Sorawolio, Keluharahan Bugi dan Karya Baru, Sulawesi Tenggara.
Penduduk Kampung Korea ini Kecamatan Sorawolio, Keluharahan Bugi dan Karya Baru, Sulawesi Tenggara. (HANDOVER)

Hubungan Suku Cia-cia dan Korea

Sekilas dari sejarahnya, sebelumnya suku Cia-cia menggunakan aksara Arab gundul, tetapi dalam
penggunaannya, terdapat ketidakselarasan yang menimbulkan kebingungan bagi penutur bahasa
Cia-cia itu sendiri.

Setelah adanya penelitian dari Korea pada 2006, dari hasil studi linguistik, bahasa Cia-cia memiliki
kemiripan dengan bahasa Korea dalam beberapa “fonem”.

Hasil dari penelitian ini, menyimpulkan bahwa agar bahasa Cia-cia tetap eksis dan terjaga, perlu adanya huruf tersendiri dan diusulkanlah menggunakan aksara Hangeul.

Tepatnya pada 21 juli 2009, atas kesepakatan pemerintah kota Baubau dengan lembaga riset Korea, huruf Hangeul resmi digunakan sebagai tulisan dari bahasa Cia-cia.

Meski, tidak semua warga Cia-cia bisa menuliskan bahsanya dalam bentuk tulisan, apalagi huruf hangeul, namun perlahan tulisan ini telah menyatu dengan suku Cia-cia.

Perancangan Blue Print dan Peningkatan Kesejahteraan Warga

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved