Danny Lantik Camat Baru Besok Pagi, Ini Sebabnya
Evaluasi ini sesuai janjinya usai diaktifkan kembali sebagai Wali Kota Makassar untuk mencopot pejabat bermasalah.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto bakal mencopot beberapa camatnya yang ia anggap bermasalah, Rabu (6/6/2018) pagi.
Danny menegaskan hal itu usai melakukan rapat evaluasi bersama jajarannya, di Balaikota Makssar, Selasa (5/6/2018).
Danny mengatakan, evaluasi ini sesuai janjinya usai diaktifkan kembali sebagai Wali Kota Makassar untuk mencopot pejabat bermasalah.
Dalam hal ini camat yang dianggap tidak netral, dan juga diduga terjerat kasus korupsi.
"Besok pagi-pagi, jam 6 ada pelantikan. Prinsipnya adalah kita akan segera lakukan penyegaran di seluruh kecamatan. Yang terindikasi netral dan tidak netral pasti saya pisahkan. Yang netral tetap bisa saya promosikan kembali. Yang tidak netral menjalankan hukumannya dulu. Ini Kaidah aturannya," kata Danny.
Baca: Polda Sulsel Cari Hari Baik untuk Periksa Wali Kota Danny Pomanto
Danny menjelaskan, semua camatnya terindikasi melakukan pelanggaran, ada yang terkait korupsi, dan lainnya terkait kasus dugaan korupsi yang saat ini bergulir di Polda Sulsel.
"Kami sudah bicarakan kinerja aparat, termasuk kinerja camat. Kalau ditinjau dalam indikasi kasus korupsi, semua terindikasi, tapi keputusan harus lewat proses yang sementara berlangsung. Kalau dianggap misalnya ASN tidak netral, tidak juga semua, jadi semua sudah kita pelajari," kata Danny.
Belum diketahui siapa-siapa saja camat yang akan diganti, termasuk para penggantinya.
Baca: Lolos Dari Semprotan Danny Pomanto, Camat Manggala: Hahahahahaha
Tak hanya camat, Danny juga akan mengevaluasi jajaran kepala dinas yang ia anggap bermasalah, khususnya terlibat politok praktis.
"Soal eselon II dalam hal ini kepala dinas, itu ada prosedur khususnya, tapi khusus eselon III itu hak pretogatif wali kota," imbuhnya.
Danny bahkan berharap, para pejabat yang merasa dirinya bersalh lebih baik jika mengundirkan diri sebelum dicopot oleh wali kota.
"Lebih bagus kalau mengundurkan diri, lebih gentel karena dapat konsentrasi pada kasusnya, lebih elegan itu kalau mengundurkan diri. Tidka netral dalam pilkada dan. korupsi Itu pelanggaran berat, di situ berdampak negatif bagi citra pemkot," pungkasnya. (*)