Refleksi Ramadan
REFLEKSI RAMADAN (15): Dulu Hanya NU-Muhammadiyah, Kini Kontestasi Pengurus Masjid Semakin Banyak
Yang lebih mengkhawatirkan, proses ideologisasi kepengurusan masjid pun sudah mulai terjadi di lingkungan sekolah-sekolah menengah.
Misalnya, karena pengurus masjid lebih menyukai ceramah rekreatif, ketimbang informatif dan ilmiah, maka yang diundang berceramah hanya dai-dai jenaka.
Karena pengurusnya kepincut pada ideologi khilafah, maka daftar Khatib Jumat atau dai tablig akbar dan pengajian, hanya dipenuhi oleh dai-dai penganjur sistem pemerintahan khilafah.
Pengurus masjid yang memandang bahwa suara perempuan adalah aurat, dan perjumpaan antarlelaki dan perempuan dalam masjid adalah dosa, maka dalam daftar mubalig Ramadan, misalnya, tak seorang pun mubaligat tertera di sana. Begitu seterusnya.
Yang lebih mengkhawatirkan, proses ideologisasi kepengurusan masjid pun sudah mulai terjadi di lingkungan sekolah-sekolah menengah. Dan, sayangnya, yang paling aktif dan intens dalam hal ini, kelompok yang cenderung berpaham keagamaan radikal, tertutup, intoleran dan anti-pemerintah.(*)