Dicuekin, Ustadz Abdul Somad Tiba-tiba Ingin Batalkan Ceramah dan Pulang Saat Tampil di Tempat ini
ada pengalaman saat Ustadz Abdul Somad merasa bukan siapa-siapa ketika berceramah.
TRIBUN-TIMUR.COM - Siapa yang tak mengenal Ustadz Abdul Somad?
Dia adalah penceramah yang populer karena gaya penyampaiannya yang khas dan disukai banyak orang.
Itulah mengapa setiap kali dai kondang asal Riau ini tampil ribuan orang berdatangan.
Begitupun di media sosial, ceramahnya banyak ditonton dan dibagikan.
Namun ada pengalaman saat Ustadz Abdul Somad merasa bukan siapa-siapa ketika berceramah.
Diceritakan UAS, saat itu ia diminta berceramah di sebuah sekolah taman kanak-kanak (TK).
Sebelum mengiyakan UAS mengaku sempat berpikir, bagaimana caranya dia bisa berceramah di sekolah TK.
"Ustadz kok nggak PD (percaya diri) di depan anak-anak, emangnya gak pernah ceramah di depan anak-anak?" demikian Ustad Abdul Somad menirukan permintaan wali sekolah TK tersebut.
"Saya jawab pernah," ujar Somad.
Akhirnya, Somad menerima tawaran tersebut.
"Begitu saya sampai ke sekolah, saya sangka jamaahnya wali murid, ternyata anak TK."
UAS pun sempat ingin membatalkan ceramah dan pulang. Namun ia mengurungkan niatnya.
"Mau pulang, tapi sudah terlanjur masuk," katanya.
Dan kekhawatiaran UAS pun terbukti.
Saat dirinya diperkenalkan tak ada anak-anak yang perduli.
Begitupun saat pakar hadist lulusan Mesir ini berceramah.
"Satupun nggak ada yang peduli. Saya bicara dia (anak TK) ngobrol," kata Somad.
berikut videonya;
Somad akhirnya meminta bantuan guru untuk menenangkan murid-murid TK tersebut.
Dari pengalaman tak menyenangkan itu UAS pun mengaku intropeksi diri.
"Saya sadar saya bukan apa-apa, bukan siapa-siapa di suatu tempat. Di tempat lain mungkin kita hebat, tapi di TK saja saya gini, belum lagi di akhirat," katanya.
Salah satu ceramah lainnya yang tak bisa dilupakan UAS adalah ketika berceramah disebuah masjid lalu tiba-tiba listrik padam.
Panitia pun mencari ganset.
Sialnya, ganset itu tak berfungsi.
Panitia kemuidian mencari listrik portable, sayangnya juga tak bisa digunakan.
UAS pun tetap diminta melanjutkan ceramahnya tanpa pengeras suara.
Merasa rugi jika suaranya tak didengar, UAS pun naik ke mimbar dan menutup ceramah itu dengan doa.
"Rabbana atina fiddunia hasana wa filahirati hasana waqia azaban naar.. Wassalamu alaikum warahatullahi wabaratuh,".
"Itulah ceramah saya yang paling berkesan," kata Somad yang disambut tawa para jamaahnya.
Alasan UAS Pilih TV One dibanding TV lain
Ustadz Abdul Somad adalah salah satu dai paling populer di indonesia saat ini.
Apalagi di bulan Ramadhan, tauziah ulama asal Riau ini begitu digandrungi.
Tak heran jika kemunculannya di televisi begitu dinanti.
Stasiun-stasiun televisi pun ramai-ramai berburu tanda tangan Abdul Somad untuk mengisi acara mereka baik di waktu jelang berbuka maupun sahur.
Sayangnya Abdul Somad tetap membatasi dirinya tampil di TV, tak tergoda bayaran besar.
Satu-satuinya stasiun Tv yang beruntung itu adalah TV One.
Stasiun TV milik Abu Rizal Bakri berhasil meluluhkan hati UAS, panggilan Abdul Somad.
Di Tv One UAS tampil membawakan tausiah 5 menit jelang buka puasa, setiap hari.
Tak hanya itu UAS juga membagikan ilmunya saat sahur, setiap hari selama puasa, pukul 04.00 WIB hingga 04.00 WIB.
Lalu banyak yang bertanya mengapa Ustadz Abdul Somad hanya mau berceramah di Tv One di Ramadan kali ini?
Alasan UAS akhirnya diungkap oleh salah seorang penulis di kompasina, Om Brill.
Melalui tulisannya yang dipublikasikan 26 mei 2018, dia mengungkap Faiz, Produser tvOne, menyebut UAS memilih TV-nya karena mudarat-nya lebih sedikit dibanding TV lain.
Berikut kutipan tulisn Om Brill:
"tvOne lebih sedikit mudaratnya dibanding tv lain," papar Faiz, Produser tvOne, ketika bertanya kenapa UAS memilih tvOne.
Padahal, lanjut Faiz, sebelum tvOne berhasil mendapatkan UAS, dai kondang yang popularitasnya mirip dengan almarhum KH Zainuddin MZ ini sudah lebih dulu tampil di Trans TV.
Saat itu beliau menjadi Ustadz tamu di acara Islam Itu Indah, mendampingi Ustadz Maulana. Selain di Trans TV, UAS juga sempat muncul di RCTI di acara Tabligh Akbar. Namun, di antara Trans TV maupun RCTI, UAS lebih memilih tvOne.
"Beliau merasa percuma, jika mengisi tausyiah di televisi yang cuma 1 jam, tetapi 23 jam selebihnya stasiun televisi tersebut menayangkan program yang banyak mudaratnya," ungkap Faiz lagi.
Maksudnya, dari 24 jam siaran, tausyiah di televisi cuma 1 jam, sementara acara yang tak sesuai dengan ajaran agama (baca: Islam), ditayangkan di televisi tersebut selama 23 jam sisanya.
Acara seperti apa yang dimaksud UAS dengan mudarat? Antara lain kerap mengkampanyekan perzinahan lewat sinetron, pergaulan bebas, menampilkan artis pamer aurat, sering menyudutkan ulama dalam pemberitaan, dan hal-hal mudarat lainnya.
Tentu, prinsip UAS tersebut patut dihargai. Betapa tidak, dai yang namanya tidak masuk dalam daftar 200 mubaligh rekomendasi Kementrian Agama (Kemenag) ini semata tidak ingin mengejar materi.
Artinya, sebagaimana dai-dai lain yang diberikan honor selangit, mau diperintah oleh Produser untuk melucu di depan jamaah yang ada di studio, bahkan diminta ikut joged. Tak juga seperti dai-dai tetap yang dikontrak stasiun televisi, UAS ogah jadi "penghuni tetap".
UAS sepertinya punya idealisme, dimana tausyiah yang dibawakan bukan sekadar untuk mencari sesuap nasi, mengganjal durasi, pemantas saat Ramadhan, atau pengocok perut penonton di studio maupun di rumah.
UAS ingin berada di stasiun televisi yang tidak banyak menyiarkan kemuradatan, sehingga tausyiahnya hanya sebentar, tetap penuh manfaat. Nah, alasan-alasan itulah yang membuat beliau akhirnya memilih tampil di tvOne di Ramadhan tahun ini.