Mudik Sulsel 2018
Jelang Mudik 2018, Begini Kesiapan Terminal Regional Simbuang Mamuju
Dalam hal pemantauan fasilitas terminal, kata dia, pihaknya mengaku akan menambah fasilitas bangku-bangku untuk penumpang dan pengunjung.
Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunSulbar.com, Nurhadi
TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Jelang mudik Lebaran 1439 H, Terminal Regional Tipe A Simbuang Mamuju, Sulbar, mulai melakukan pembenahan dalam rangka mengantisipasi lonjakan pengunjung dan memaksimalkan pelayanan.
Hal itu disampaikan kepala terminal, Sukri, saat ditemui TribunSulbar.com, usai mengikuti rapat koordinasi (rakor) di persiapan pengamanan mudik di kantor Dinas Perhubungan Provinsi Sulbar, Jl. Abd Malik Pattana Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Senin (28/5/2018).
"Mudik ini adalah kegiatan tahun, sehingga otomatis kami sebagai penanggungjawab terminal akan menyiapkan beberapa hal khusus menghadapi angkutan mudik lebaran tahun ini,"kata Sukri.
Dalam hal pemantauan fasilitas terminal, kata dia, pihaknya mengaku akan menambah fasilitas bangku-bangku untuk penumpang dan pengunjung.
Sukri mengungkapkan ada enam perusahaan otobus (PO) angkutan umum yang beroperasi di terminal Regional Tipe A Simbuang Mamuju, diantaranya Piposs, Bintang Prima, Bintang Timur, Mangala Trans, Metro dan Litha.
"Terkait mengenai kelayakan kendaraan baik secara teknis maupun secara administrasi, kita sudah mulai lakukan pengecekan, kenyataannya masih ada beberapa armada dalam satu PO masih terkendala dalam hal administarasi, seperti adanya armada yang masih menggunakan izin trayek AKDP padahal seharusnya sudah menggunaka AKAP,"ujarnya.
Namum secara teknis, kata dia, umumnya armada bus yang beroperasi di Terminal Regional Tipe A Simbuang Mamuju semua memenuhi atau layak jalan.
"Jadi kebanyakan kendalanya soal izin trayek. Ada beberapa karena armada baru dan peralihan dari AKDP sehingga sementara dalam pengurusan karena kalau AKAP izinnya dikeluarkan oleh pusat sehingga membutuhkan waktu,"katanya.
"Beberapa armada juga tidak menggunakan alat pemecah kaca dan segi tiga, ini akan kaki berikan ketegasan kepada semua PO untuk melengkapi, karena dalam hal tidak bisa kita langsung menurunkan penumpang karena kondisi kita keterbatasan armada,"lanjutnya.
Terkait beberapa kendala tersebut, pihak terminal akan meminta kepada kementerian untuk pengurusan AKAP bisa lebih dirampinkan karena sudah ada Balai Pengelolah Transportasi Darat (BPTD) agar mempermuda para pengusaha angkutan darat mengurus izin trayek.