Refleksi Ramadan
REFLEKSI RAMADAN (10): Umat Berburu Jumlah, Salat Tarawih Supercepat, 23 Rakaat Hanya 15 Menit
Bagi banyak orang, tak penting kualitas pesan-pesan agama dari setiap ritual itu. Yang penting, kalkulasi pelipatgandaan pahala
Editor:
AS Kambie
Sayangnya, kebanyakan masyarakat kita malas membaca, apalagi mencari pengetahuan secara mandiri.
Mereka umumnya jadi pemirsa televisi yang tekun atau penggemar fanatik dai selebriti yang retorikanya membuat mereka terkesima, terbahak dan menangis, entah karena apa.
Sejarah membuktikan, hanya bangsa yang gandrung membaca dan mencintai pengetahuan yang berhasil membangun sebuah peradaban.(*)
Jauh sebelum mubaliq bertabur di layar televisi, pondok pesantren di Sulsel sudah mengirim penceramah berusia belasan tahun ke daerah-darah di setiap Ramadan.
SIMAK ULASANNYA DI TRIBUN TIMUR CETAK EDISI MINGGU, 27 MEI 2018