Sikapi Teror Bom Bunuh Diri di Surabaya, Ini Imbauan GP Ansor Pinrang
Ledakan bom yang terjadi di tiga titik itu tampak seolah didesain sedemikian rupa untuk membuat masyarakat cemas.
Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan TribunPinrang.com, Hery Syahrullah
TRIBUNPINRANG.COM, WATANG SAWITTO - Teror bom bunuh diri terjadi di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018).
Tiga gereja tersebut adalah Gereja Santa Maria Tak Bercela, Gereja GKI, dan Gereja Pantekosta.
Merespon kejadian ini, sejumlah kalangan pun mengeluarkan ujaran kutukan terhadap aksi yang tidak manusiawi itu. Tak terkecuali Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Pinrang, Salman.
"Bom yang diledakkan saat ibadah tengah berlangsung itu adalah tindakan keji dan jauh dari unsur kemanusiaan apalagi ajaran Agama," ujarnya kepada TribunPinrang.com.
Baca: FKUB Sulsel Gelar Pertemuan Pascaledakan Bom di Surabaya, Ini Pembahasannya
Baca: FPI Sulsel Kutuk Pengeboman Tiga Gereja di Surabaya
Menurut Salman, ledakan bom yang terjadi di tiga titik itu tampak seolah didesain sedemikian rupa untuk membuat masyarakat cemas dan panik.
"Para teroris itu memanfaatkan tragedi Mako Brimob kemarin, untuk kembali menunjukkan eksistensi mereka bahwa akan melakukan teror secara massif," jelasnya.
Meski begitu, pihaknya mengimbau agar masyarakat tak pernah gentar dan takut terhadap hal itu.
"Mari tetap waspada, bersatu, dan saling peduli dengan segala kondisi agar terget teror yang dibuat oleh mereka bisa digagalkan," jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, tragedi ini juga dapat menjadi penjelas, mengapa selama ini Banser NU bersikukuh menjaga gereja.
"Masihkah ada yang bertanya kenapa Banser menjaga gereja?," ujarnya.(*)