Jangankan Hotman Paris, Ayu Ting Ting Pun Segan 'Hadapi' Meriam Bellina
Ia kembali mendapatkan Piala Citra lewat film Taksi pada tahun 1990. Tak sembarang artis dua kali meraih
TRIBUN-TIMUR.COM - Meriam Bellina (53) salah satu artis yang mendedikasikan lebih separuh hidupnya untuk dunia entertainment.
Capaiannya di panggung hiburan Tanah Air sangat luar biasa.
Bisa dihitung jari artis yang selevel dengannya.
Baca: Status Janda 1 Anak, Lihat Gaya Pacaran Artis Cantik Marshanda Romantis Mirip Suami-Istri?
Kariernya membentang sejak tahun 1981 atau 35 tahun silam.

Tribun-timur.com mengutip wikipedia, film pertama yang dibintanginya saat masih remaja berjudul Perawan-Perawan.
Baca: Dulu Beda Agama Sempat Ditolak, Bella Saphira Kini Akur dengan Tody Anak Jenderal Ini
Setelah meraih Piala Citra (1984) sebagai Pemeran Utama Wanita terbaik dalam film Cinta di Balik Noda (nominasi FFI 1984 cukup berat, ada Christine Hakim, Jenny Rachman, Zoraya Perucha, dan Lidya Kandou), kariernya mulai mencuat dalam film Catatan si Boy.
Baca: Jadwal Live MotoGP Spanyol 2018 dan Liga 1 Minggu 6 Mei Hari Ini, Berikut Link Live Streaming
Ia kembali mendapatkan Piala Citra lewat film Taksi pada tahun 1990.
Kehidupan pribadinya tidak selancar kariernya di layar putih dan karier lainnya sebagai penyanyi pop (albumnya antara lain Simfoni Rindu, Untuk Sebuah Nama, dan Belajar Menyanyi dengan lagu-lagu andalan seperti Begitu Indah, Kerinduan, dan lagu-lagu ciptaan Pance F. Pondaag.
Wajah Indonya (blasteran Makassar-Jawa-Jerman-Sunda-Belanda) telah mengesankan seorang penulis Belanda yang bernama Ivan Wolffers, yang menggambarkan rasa kagum serta obsesinya dalam sebuah novel Liefste, mijn liefste(1992) (Sayang, oh sayangku) yang laris dengan lebih dari 10.000 buku terjual di Belanda.
Meriam Bellina terbilang berani melakukan adegan panas sehingga dia pernah mendapatkan gelar sebagai Bom Seks Indonesia.
Adegan dalam film Roro Mendut (1982) malah telah dibatalkan di Festival Film Indonesia di Tropenmuseum Amsterdam, karena perannya dianggap terlalu sensual.
Karena Arifin C. Noer menjulukinya Magma Perfilman Indonesia.