Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jangan Buang Pembungkus Mi Instan Anda, Bisa Jadi Bahan Bakar Minyak, Begini Cara Ubahnya

Bayangkan jika sampah plastik di rumah Anda bisa diubah menjadi bahan bakar minyak (BBM).

Editor: Edi Sumardi
ANTARA
Ilustrasi pembungkus mi instan. 

Tingkat kesulitannya hampir sama dengan merakit kompor minyak.

Meski demikian, Pandji menyadari bakal ada kendala dalam proses pemasarannya, terutama dalam hal mengubah perilaku masyarakat.

"Karena ini teknologi baru, dari sisi komersial mungkin orang akan ragu-ragu, apakah layak membeli ini. Artinya, saya sekarang sudah bisa punya elpiji, punya kompor minyak tanah sendiri, kenapa saya harus mengeluarkan uang untuk mengolah plastik menjadi minyak?" kata Pandji, memprediksi.

Di samping itu, ada persoalan dalam proses pirolisis, yaitu keluarnya bau yang menyengat.

Namun menurut Pandji, persoalan itu bisa diupayakan agar dalam prosesnya, bau tidak bocor ke lingkungan sekitar.

"Begitu pakai sampah plastik itu, ada bagian yaitu bagian pewarna. Ini yang kita tidak bisa lawan baunya. Dan memang proses pirolisis ini lebih diutamakan supaya dia tidak bocor ke lingkungan. Jadi akan lebih mahal karena kita tidak ingin ada efek-efek ke lingkungan sekitar," ungkap Pandji.

Dari sisi keamanan, penggunaan minyak sampah plastik memiliki risiko yang sama dengan minyak tanah.

Pandji mengingatkan, setiap bahan bakar memiliki risikonya masing-masing sehingga masyarakat harus selalu berhati-hati dalam menggunakannya.

"Saya tidak berani bilang ini sepenuhnya aman, tidak berbahaya. Pasti risikonya ada. Tapi kalau dilihat dari manfaatnya ada dua lalat yang tertangkap dengan sekali tepuk. Dari sisi energinya dan dari sisi sampahnya," ujar dia.

Bahan bakar minyak dari bungkus mi instan yang dihasilkan melalui proses pirolisis.
Bahan bakar minyak dari bungkus mi instan yang dihasilkan melalui proses pirolisis. (JULIA ALAZKA)

'Jangan hanya uji coba'

Bagaimana tanggapan masyarakat jika sampah plastik yang penggunaannya mirip dengan minyak tanah dipasarkan?

Seorang pedagang jagung kukus, Eman Sulaeman, menyambut baik apabila minyak sampah plastik dipasarkan.

Apalagi jika harganya hanya Rp 5.000 per liter.

Menurutnya, harga tersebut terjangkau dan lebih murah dari harga elpiji yang dibelinya dengan harga Rp 18.000 hingga Rp 25.000 per tabung.

Maman juga mendukung produksi minyak sampah plastik lantaran bisa mengurangi sampah.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved