Benarkah Keperawanan Bisa Diketahui dari Cara Berjalan? Ini Penjelasan Dokter Spesialis
Konon, perempuan yang terlihat mengangkang saat berjalan berarti sudah tidak perawan.
TRIBUN-TIMUR.COM - Keperawanan masih menjadi salah satu isu yang jadi perhatian masyarakat.
Masyarakat kerap mengaitkan cara jalan perempuan dengan status keperawanannya.
Konon, perempuan yang terlihat mengangkang saat berjalan berarti sudah tidak perawan.
Baca: Kenali Tahapan dan Gejala Kanker Serviks, Penyakit yang Pernah Diderita Salah Satu Artis Indonesia
Baca: Liburan ke Yerusalem, Ahmad Dani dan Mulan Jameela Alami Hal Menakutkan Ini di Pesawat
Hal tersebut dibantah oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Grace Valentine.
Pasalnya, cara berjalan tidak ada hubungan sama sekali dengan keperawanan seorang wanita.
Yang membentuk gaya berjalan seseorang adalah perkembangan fisik.
Baca: Dijemput Pakai Helikopter saat Hendak Ceramah, Ustaz Abdul Somad Lakukan Aksi Tak Terduga
Baca: Hasil Studi: Tubuh Messi Pada Usia 33 Tahun Takkan Sebaik Cristiano Ronaldo, Ini Penyebabnya
Grace berkata bahwa keperawanan dilihat dari hubungan intim perempuan tersebut.
Perempuan yang mulanya belum pernah berhubungan intim lantas melakukannya untuk yang pertama kali barulah dinyatakan telah hilang keperawanan.
Dokter Menjelaskan “Konsep yang dapat digunakan di sini adalah keperawanan hilang saat seseorang melakukan hubungan intim,” ujarnya.
Baca: Dibuka untuk Umum, Manajemen Nipah Mall Jamin Tak Ada Macet di Jl Urip Sumoharjo
Baca: Viral! Ibu Ini 4 Kali Tampar Petugas SPBU Gegara Tak Mau Antre Isi Pertamax, Lihat Videonya
Hubungan intim tersebut kerap menyebabkan selaput dara pada wanita menjadi robek. Himen atau selaput dara adalah lapisan tipis di dekat bukaan vagina.
Membran ini bagian tengahnya bolong, sebagai jalan untuk haid keluar. Karena tipis, selaput dara cenderung mudah robek saat berhubungan seksual.
Ketika himen rusak, perempuan bisa saja mengalami perdarahan dan rasa sakit. Sebab, himen berisi banyak pembuluh darah.
Baca: Detik-detik Gadis Remaja Lompat dari Gedung karena Dikejar Pria yang Ingin Memperkosanya
Baca: Mahfud MD Dukung TGB Maju di Pilpres 2019, Ini Alasannya
Namun, himen juga dapat robek tanpa disertai rasa sakit ataupun perdarahan, tergantung kekuatan pembuluh darah. Kendati demikian, robeknya himen bukan tanda mutlak keperawanan perempuan.
Sebab, memang ada perempuan yang tidak dilengkapi himen pada vaginanya.
Selain itu, ada beberapa hal yang bisa membuat selaput dara perempuan robek meski belum pernah aktif secara seksual.
Baca: Tidak Ada Perubahan Dapil di Tana Toraja, Segini Alokasi Kursi di Pileg 2019
Bisa Jadi karena Mioma “Sebetulnya, himen perempuan dapat robek walau enggak berhubungan intim,” tegasnya.
Grace menjelaskan, ada beberapa aktivitas yang memang berimbas pada sobeknya himen.
Kegemaran bersepeda dan senam, misalnya. Selain itu, kecelakaan juga jadi faktor penyebab robek.
Baca: Bawa Becak, Deng Ical Sambangi Plt Gubernur Sulsel yang Sedang Makan Coto
Lalu, penggunaan tampon yang tidak benar serta rutinitas masturbasi ikut membuat selaput dara tercabik.
Aktivitas-aktivitas yang disebutkan di atas memberi efek gesekan pada lapisan tipis di dekat bukaan vagina ini sehingga himen terkoyak.
Orang yang sudah berhubungan intim pun, kata Grace, juga ada yang tidak sobek himennya.
Baca: Nikmati Weekend di Toraja? Cek Prakiraan Cuaca di Empat Lokasi Wisata
Sebab, himen perempuan punya fleksibilitas tinggi sehingga tidak gampang tersayat meski berkontak dengan benda dari luar tubuh.
Elastisitas itulah yang bisa bikin himen tetap utuh.
Sekali lagi, dia menekankan bahwa keperawanan adalah tentang sudah atau belum berhubungan seksual, bukan soal himen robek atau gaya berjalan. (Shela Kusumaningtyas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cara Jalan Jadi Ciri Keperawanan, Dokter Sebut Itu Salah Kaprah.
Baca: Soppeng Juarai Lomba Hifzhil Quran 10 Juz di MTQ Sulsel