Artis Film Assalamu Alaikum Calon Imam Jumpa Pers, Berikut Poster Resmi dan Sinopsis Novelnya
Mungkin jodoh tidak datang tepat waktu. Tapi jodoh akan datang di waktu yang tepat
Penulis: Munawwarah Ahmad | Editor: Mansur AM
"Target penonton 1 juta insya allah bisa tercapai," ujar dokter Yudi sapaannya. Di Makassar, dr Yudi pernah sukses lewat Film Uang Panai sebagai eksekutif produser.

Prized Production dan vinski Production tertarik mengangkat ke layar lebar novel Assalamu alaikum calon imam karena alur cerita sangat kekinian dengan tema relijius ujar Produser Film, Santi Muzhar.
"Target penonton yakni remaja dan generasi milenial. Film berdurasi 90 menit dan akan tayang 9 Mei 2018 serentak di 100 layar bioskop seluruh indonesia," pungkas Santi.
Kisah Novel
Nafisya terlahir di lingkungan keluarga yang agamis dan Islami sehingga cerita di dalamnya kental dengan filosofi ke-Islaman yang dalam.
Nafisya juga dikisahkan sebagai remaja putri yang sholehah, rajin beribadah, dan menolak untuk jatuh cinta karena tak ingin rasa cintanya kepada Tuhan berkurang sedikit saja.
Penulis buku dengan nama pena Madani itu mampu menghidupkan karakter tokoh Nafisya dengan amat kuat di samping tokoh-tokoh pendukung lain yang disajikan dengan karakter yang tak kalah kuatnya sepeti Jidan, Kak Salsya, Ummi, hingga Dokter Alif.
Wajar jika buku karyanya ini telah dibaca oleh lebih dari 3 juta kali dalam versi wattpadnya.
Sinopsis Novel Assalamu Alaikum Calon Imam
Tribun-timur.com melansir Antara, versi novelnya Assalamu Alaikum, ini menjadi sangat sulit untuk dilepaskan hingga halaman terakhir karena menyajikan jalan cerita yang penuh kejutan, menghentak-hentakkan, dan sulit ditebak.
Sewajarnya novel kisah cinta monyet yang hambar, buku ini sangat jauh dari kesan membosankan.

Novel yang segera difilmkan dengan judul yang sama itu tidak sekadar menceritakan pilunya Nafisya ketika lelaki yang dicintainya yakni Jidan justru diam-diam ingin melamar sang kakak, Salsya.
Hatinya kian hancur ketika keinginan Jidan yang dicintai dan disebutnya sebagai makhluk marsnya itu benar-benar mewujudkan keinginan untuk melamar bahkan menikahi Salsya.
Novel ini juga diwarnai dengan bumbu pahitnya trauma yang harus ditanggung sang anak ketika orang tuanya harus bercerai. Hal itu pulalah yang dialami Nafisya dan Salsya hingga membuat Nafisya khususnya kehilangan kepercayaan kepada laki-laki.
Bahkan ketika Dokter Alif hadir dalam hidupnya sebagai dosennya yang galak tetapi memesona, Nafisya benar-benar tak ingin memupuk perasaan kagumnya.
Dendamnya kepada Abi (ayahnya) yang telah meninggalkan Ummi dan menceraikannya untuk hidup bersama perempuan lain ibarat amat kesumat dan sulit bagi Nafisya untuk memaafkan pria manapun.
Meski pada akhirnya, ia dibenturkan pada berbagai persoalan hidup yang membuatnya untuk kemudian dapat memahami mengapa kedua orang tuanya berpisah.
Mahasiswa Fakultas Farmasi itu pun mulai dapat menerima kehadiran kembali Abi dalam hidupnya seiring semakin intensnya pertemuan dengan Dokter Alif yang kerap kali memberikan detensi (hukuman) kepadanya karena beberapa kali tak mengerjakan tugas.