RSUD Salewangang Maros Terapkan Program Gemas, Dokternya Malah Bermasker

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

 TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Keluarga pasien RSUD Salewangang, Maros, Muh Nur, menilai program Gerakan Melayani dengan Senyum (Gemas) yang telah dilaunching, merupakan akal-akalan manajemen RSUD Salewangang.

Pasalnya, sejak mendampingi keluarganya di ruang perawatan Asoka empat hari terakhir, Muh Nur tidak pernah melihat tim medis yang tersenyum kepadanya.

Tim medis yang datang ke ruangannya selalu menggunakan masker atau penutup mulut.

Bahkan, petugas medis juga jarang menyapa pasien.

"Gemas yang telah dilaunching oleh Bupati Maros, Hatta Rahman 13 Maret lalu, kami nilai itu hanya akal-akalan saja. Bagaimana mau dilihat senyum, kalau tim medis mengenakan masker," katanya.

Tim medis bermasker tersebut justru menyinggung pasien dan keluarganya.

Petugas selalu mengenakan masker, padahal pasien yang diobatinya tidak menderita penyakit ganas atau menular.

Keluarga Muh Nur hanya menderita deman berdarah (DBD). Namun petugas yang masuk terkesan takut tertular penyakit. Seharusnya, medis baru mengenakan masker saat melayani pasien yang derita penyakit menular.

"Di rumah sakit Wahidin saja, petugas medisnya tidak selalu mengenakan masker. Mereka menghargai pasien yang menderita penyakit bukan menular. Kalau di Salewangang, biar penyakit biasa, petugas tetap bermasker," katanya,  Jumat (16/3/2018)..

Pihak RSUD Salewangang, dinilai hanya ingin mengelabui warga Maros, dengan dilaunchingnya Gemas. Program tersebut tidak sesuai dengan praktek tim medisnya di lapangan.

Menurutnya, pelayanan medis sebelum dan sesudah dilaunchingnya program Gemas tersebut, sama saja. Tim medis bertindak semaunya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak RSUD Salewangang, belum merespon.