Ternyata Ini Alasan Sebenarnya Tentara Maros Razia Gabah Petani. Kok Bulog Cuma Hargai Rp 4.500/Kg?
Syahrul menggalang kerja sama dengan TNI untuk “bertani” di awal periode pemerintahannya bersama Agus Arifin Nu`mang.
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Mansur AM
Karena gudang Bulog berkapasitas 4000 ton di kabupaten ini masih melompong.
Isi gudang Bulog di Maros masih minim karena petani lebih tergiur menjual gabah ke Sidrap.
“Makanya Kodim 1422 Maros lakukan kegiatan Serap Gabah Petani (Sergap), untuk mengajak petani menyalurkan sebagian gabahnya ke gudang Bulog Maros melalui pengusaha mitra Bulog,” kata Alamsyah di Makassar, Rabu (14/3/2018).
Tentara melakukan Sergap sejak awal musim panen bulan ini di Maros untuk mencegah adanya pihak-pihak tertentu menimbun dan mengekspor beras secara ilegal.
"UPSUS pertanian yang digelar satuan teritorial didaerah mulai Kodim, Koramil sampai Babinsa untuk bantu pemerintah agar memenuhi kebutuhan stok beras nasional," jelas Alamsyah.
Petani Maros Memang Berani! Protes Langsung ke Kantor Kodim
Puluhan petani dari Kecamatan Bantimurung dan Simbang mendatangi markas Kodim 1422 di Jalan Ratulangi, Kota Maros, Rabu (14/11/2018).

Mereka datang untuk protes aparat kodim yang melakukan razia pengangkutan gabah.
Petani kesal lantaran TNI menahan gabah milik pengusaha padi lokal yang akan dibawa ke Pinrang dan Sidrap.
Massa diterima langsung oleh Dandim 1422 Maros, Letkol Kav Mardi Fajarianto di aula Kodim.
Perwakilan petani, Ibrahim mengaku senang menjual padinya dengan harga tinggi ke pedagang.
Harganya mencapai Rp 4.700 per kilogram sementara Bulog membeli gabah kisaran Rp 4.500 per kilogram.
"Saya petani pak. Kami sampaikan, bahwa biaya yang kami keluarkan selama kami merawat padi sekitar tiga bulan lamanya, sangat banyak. Tapi kenapa saat panen harga gabah dibatasi," katanya.
Padahal ada sejumlah pedagang yang membeli gabah petani dengan mahal dibanding harga Bulog namun TNI justru melarang pedagang tersebut.
Menurutnya, jika pedagang dilarang membeli gabah secara langsung, maka petani tidak akan sejahtera.