Hijrah dari Pangkep ke Makassar, Camat Ini Siap Layani 225 Ribu Jiwa Hingga Malam
Salah satu kesan menjadi Camat Tamalate ia rasa bak seorang artis. Dimana setiap hari ada saja, warga yang mengajaknya untuk selfie.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Melayani 225 ribu jiwa warga di Kecamatan Tamalate, memiliki cerita dan kesan tersendiri bagi Camat Tamalate, Hasan Sulaiman.
Salah satu kesan menjadi Camat Tamalate ia rasa bak seorang artis. Dimana setiap hari ada saja, warga yang mengajaknya untuk selfie.
"Setiap hari itu, biar di jalan, di lorong, apalagi di kantor pasti ada yang ajak untuk selfie. Nakita ini bukanji artis kodong, artis ji itu yang biasa di ajak foto," kata Hasan sembari tersenyum,Kamis (15/2).
Pria kelahiran 23 Mei 1974 ini adalah alumni Sekolah Tinggi Pemerintah Dalam Negeri (STPDN) di Jatinangor, Jawa Barat.
Ia bergelut di pemerintahan sejak tahun 1995 kala itu langsung mendapat penugasan sebagai staf di Kantor Camat Bungoro.
Tak lama menjadi staf, ia di promosikan menjadi Lurah di Bontomatekne Kecamatan Segeri tahun 2001 sampai 2004.
Berbagai karakter warga yang telah ia temui, ada yang ramah,galak, bahkan ada juga yang aktif meminta selfie.
"Ya sebagai pelayan rakyat, apapun yang di harapkan warga pasti kita iyakan. Selama tidak melanggar aturan pasti saya wujudkan," kata Hasan.
Menjabat Camat di Tamalate sudah ia jalankan sejak Juni 2016. Sebelum bertugas sebagai Camat Mariso, Camat Tallo, dan Camat Ujung Tanah.
Adapun jabatan Lurah, sudah ia lalui sebanyak tiga kali dan dipromosikan sebagai Sekcam dan lanjut Camat.
Di pemerintahan, prinsip kerja yang ia jalankan dengan menghadirkan suasana laiknya seperti keluarga besar.
"Saya dan 11 Lurah di Tamalate seperti saudara. Ketika ada masalah saya tempatkan diri sebagai kakak, saya nasihati dia hingga mereka sadar apa pelanggaran yang dilakukan. Saya tidak suka main sanksi, ketika masih bisa di selesaikan dengan cara pendekatan emosional," ujar Hasan.
Dengan prinsip itu, karir pemerintahan suami dari Supriaty Lanna ini tak pernah mendapat rapor merah dari pimpinan.
"Alhamdulilah mulai dari Pangkep hinga hijrah ke Makassar, saya selalu mendapat promosi jabatan," ujar Kotua Forum Camat se-kota Makassar ini.
Hasan adalah anak dari pasangan H Sulaiman dan Hj Sattaria. Camat yang akrab disapa Acang ini adalah putra asal daerah perajin perahu Phinisi, Bonto Tiro, Bulukumba.
Menurutnya menjabat sebagai Camat itu berat, namun jika dilaksanakan dengan hati itu akan menjadi lancar dan tentram.
Ia menceritakan menjabat Camat itu, dirinya masih menerima pelayanan hingga pukul 23.00 wita.
"Telepon genggam ku itu aktif sampai 24 jam. Ada yang berkelahi pasti saya turun, ada yang bertengkar suami istri saya juga turun, ada yang kecurian pasti ke saya dulu baru polisi. Nah kalau kita pikir ini berat, tapi bagi saya ini ibadah dan jika dinikmati rupanya sangat indah. Banyak teman," katanya tersenyum.
Saat ini, Acang di karuniai seorang dua anak lelaki, yakni Muh. Fadhli zihni(anak ke1), Muh. Rifaat Muhtadi (anak ke 2).
Ikatan dinas sebagai aparatur sipil negara (ASN) Hasan masih panjang, yakni 15 tahun lagi baru pensiun.
Agar menjaga daya tahan tubuh tetap sehat, Hasan memanfaatkan waktu akhir pekan dengan jogging.
Tahun 2017 lalu, Hasan mendapatkan penghargaan dari Presiden RI Joko Widodo. Penghargaan tersebut atas kinerjanya menghadirkan Suasana sejuk, asri,aman melalui lomba kelurahan terpadu.(*)