Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Selalu Nyinyir ke Pemerintahan Jokowi-JK, Tak Disangka Jika Beginilah Nilai Fadli Zon saat Kuliah

Posisinya sebagai Wakil Ketua DPR membuat pria asal Sumatera Barat kerap menyampaikan kritikan kepada pemerintahan yang dipimpin

Editor: Edi Sumardi
KOLASE TRIBUN WOW
Presiden RI, Joko Widodo dan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Politikus, Fadli Zon (46) ikut mewarnai dinamika pentas politik nasional dalam beberapa tahun terakhir.

Posisinya sebagai Wakil Ketua DPR membuat pria asal Sumatera Barat kerap menyampaikan kritikan kepada pemerintahan yang dipimpin Presiden dan Wakil Presiden RI, Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dalam 3 tahun terakhir.

Fadli termasuk politisi yang kerap berseberangan dengan kebijakan pemerintah atau oposisi.

Yang terbaru, Fadli dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti saling sindir lewat media sosial.

Lalu, Fadli mengeritik penghargaan Menteri Terbaik Dunia yang diterima Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.

Baca: Selalu Nyinyir ke Pemerintahan Jokowi-JK, Tak Disangka Jika Beginilah Nilai Fadli Zon saat Kuliah

Baca: Nikahan Anak Bos Tambang Dihibur Belasan Artis Top, Tapi Siapa Sangka Jika Begini Souvenirnya

Baca: Terungkap di Depan Rosi, Ahok Ternyata Cepat-cepat Nikahi Veronica Gegara Terkait Penyakit Kronis

Wajar, posisinya sebagai dari partai oposisi mengharuskan Fadli di posisi berseberangan.

Ketua Umum Partai Gerindra, PrabowoSubianto menganggap demokrasi di Indonesia butuh sosok kontroversial seperti Fadli sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.

"Fadli Zon yang penuh kontroversi, memang demokrasi membutuhkan kontroversi, asal damai dan tentram," kata Prabowo dalam pidatonya di Kantor DPP Gerindra, Ragunan, Jakarta, Sabtu (10/2/2018).

Pekan lalu, Partai Gerindra merayakan ulang tahunnya yang ke-10.

Prabowo mengaku sulit mengendalikan Fadli agar tak membuat pernyataan atau sikap yang kontroversial meskipun awalnya Fadli merupakan anak buahnya sebelum duduk di kursi pimpinan parlemen.

"Sekarang (Fadli Zon) Wakil Ketua DPR RI, dari segi protokol aku kalah, tetapi di partai aku masih (pemimpin) Fadli Zon," ujar Prabowo yang disambut tawa kadernya.

Prabowo juga bercanda, Fadli juga bisa menjadi Presiden Indonesia.

Namun, kata dia, namanya perlu diubah terlebih dulu agar memenuhi syarat.

"Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantono, memenuhi syarat jadi presiden RI, karena ada o-nya. Pak Fadli bisa juga, Fadli Zono," ujar Prabowo yang lagi-lagi membuat tawa kadernya pecah.

Summa Cum Laude dan Mawapres

Di balik kontroversialnya suami Katharine Grace, ternyata dia sosok yang cerdas dari sisi akademik.

Anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Zon Harjo dan Ellyda Yatim itu menyelesaikan pendidikan dasar di Desa Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

Ia lalu melanjutkan pendidikan SMP-nya di Gadog, Bogor, dan kemudian pindah ke Jakarta.

Fadli belajar selama 2 tahun di SMA Negeri 31, Jakarta Timur, sebelum akhirnya mendapat beasiswa dari AFS (American Field Service) ke San Antonio, Texas, Amerika Serikat.

Di Negeri Paman Sam, ia lulus dengan predikat summa cum laude.

Lulusan yang mendapatkan predikat summa cum laude memiliki Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK 3.80 ke atas.

Fadli kemudian melanjutkan studinya di program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

Baca: Siapa Sangka Rumah Ini Adalah Milik Juara DAcademy, Lihat Kehidupannya Sekarang

Baca: Ingat Ucil di Tuyul dan Mbak Yul? Umurnya Kini 43 Tahun, Siapa Sangka Begini Tubuhnya Sekarang

Baca: Tak Gengsi, Siapa Sangka Penjual Roti Ini Artis Cantik dan Sekaligus Menantu Orang Terkaya Indonesia

Semasa kuliah, Fadli aktif di berbagai organisasi, baik intra maupun ekstra kampus.

Ia pernah menjadi Ketua Biro Pendidikan Senat Mahasiswa FSUI (1992-1993), Sekretaris Umum Senat Mahasiswa FSUI (1993), Ketua Komisi Hubungan Luar Senat Mahasiswa UI (1993-1994).

Ia aktif dalam kehidupan politik kampus dengan memimpin berbagai demonstrasi dan menghidupkan kelompok-kelompok studi di dalam kampus UI era awal 1990-an.

Selain itu, ia juga bergabung dengan Teater Sastra UI.

Di luar kampus, ia pernah menjadi Sekjen dan Presiden Indonesian Student Association for International Studies (ISAFIS) pada 1993-1995, pengurus pusat KNPI (1996-1999), pengurus pusat Gerakan Pemuda Islam (1996-1999), dan anggota Asian Conference on Religion and Peace (ACRP) sejak 1996.

Pada tahun 1994, Fadli Zon terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) I Universitas Indonesia dan Mahasiswa Berprestasi III tingkat Nasional dan memimpin delegasi mahasiswa Indonesia dalam ASEAN Varsities Debate IV (1994) di Malaysia.

Pada tahun 2002, ia mengenyam pendidikan di London School of Economics and Political Science (LSE) di bawah bimbingan John Harriss dan Robert Wade.

Pada 8 Oktober 2015, Fadli dipilih sebagai Presiden Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) atau Organisasi Parlemen Antikorupsi Sedunia menggantikan presiden sebelumnya, Garcia Cervantes yang berasal dari Meksiko.

Ia terpilih secara aklamasi dalam rapat Dewan Direksi GOPAC yang berlangsung di Yogyakarta.

Dihadiri sejumlah perwakilan GOPAC regional Afrika, Arab, Amerika Latin, Asia Timur, Oseania, Karibia, dan Amerika Utara.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved