Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bocah 2 Tahun di Mamuju Ini Kurus Setelah Konsumsi Obat Palsu, Begini Imbauan BPOM

Reski Alif merupakan anak dari pasangan Anto dan Darling, namun keduanya sudah tidak serumah lagi alias cerai.

Penulis: Nurhadi | Editor: Mahyuddin
nurhadi/tribunsulbar.com
Kepala BPOM Mamuju Nety Nurmuliawati saat menjenguk sekaligus memeriksa kondisi Riski Alif yang terbaring tak berdaya di RSUD Mamuju.(*) 

Laporan Wartawan TribunSulbar.com, Nurhadi

TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Tubuh bocah asal Desa Pattidi, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Riski Alif (2), kian mengurus.

Bukan karena gizi buruk, tapi mengonsumsi obat palsu.

Reski Alif dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju sejak Jumat 12 Januari.

Reski Alif merupakan anak dari pasangan Anto dan Darling, namun keduanya sudah tidak serumah lagi alias cerai.

Baca: Ditelantarkan Orangtua, Bocah Mamuju Penderita Ginjal Ini Butuh Bantuan Dermawan

Awalnya, Darling mengira anak semata wayangnya itu menderita gizi buruk, namun setelah dikroscek BPOM Mamuju, ternyata badan Riski mengurus diakibatkan obat palsu yang dikonsumsi.

Obat tersebut dibeli seharga Rp 1,2 juta dari penjual obat keliling.

Kakek Riski, Damri, membeli obat itu agar cucunya dapat merangkak.

“Saya belikan Rp 1,2 Juta, dia bilang kalau obat itu bagus untuk pertumbuhan anak usia dini,” ujarnya.

Kepala BPOM Mamuju Nety Nurmuliawati kaget saat melihat kemasan obat yang telah konsumsi bocah malang tersebut.

Nomor registrasi obat tersebut tidak terdaftar di BPOM.

"Obat itu meniru kemasan obat yang sah beredar. Sebenarnya harganya hanya Rp 50 ribu," ucap Nety.

Baca: Edarkan Obat Daftar G, Dua Pemuda Diringkus Polsek Kalukku Mamuju

Ia menambahkan, obat palsu tanpa nama dan nomor registrasi itu mendompleng nomor registrasi obat yang sudah ada.

"Ini sangat berbahaya karna kita tidak tahu apa kandungan di dalam obat ini,” tutur Nety saat dikonfirmasi TribunSulbar.com, Sabtu (13/1/2018).

Merespon hal tersebut, Netty mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam mengkomsumsi obat-obatan terlebih diberikan kepada anak di bawah umur.

“Sekarang sudah ada aplikasi check BPOM, apabila ada seperti ini bisa langsung di check, kasian anak ini diberi obat yang kita tidak tahu kandungan apa didalamnya,” ujarnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved