Baling-baling PLTB Jeneponto Diangkut Malam Hari, Kadishub Khawatir
Karena ukurannya sangat besar, pengangkutan baling-baling ini akan melibatkan pengawalan khusus dari Polda Sulsel
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Suryana Anas
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Proyek pembangunan Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kampung Lengke-Lengkese, Kecamatan Binamu, Sulsel terus digenjot.
Kabar terbaru dari proyek ini, pihak pelaksana proyek (Equis Energi) telah mendatangkan baling-baling PLTB Jeneponto. Baling-baling tersebut sudah ada di Pelabuhan Soekarno - Hatta Jl Nusantara, Makasssar.
Karena ukurannya sangat besar, pengangkutan baling-baling ini akan melibatkan pengawalan khusus dari Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel, didampingi Dinas Perhubungan Sulsel.
Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Ilyas Iskandar mengatakan, untuk pengangkutan baling-baling, pihaknya meminta kepada pelaksana proyek untuk di simulasi terlebih dulu sebelum mengangkut material baling-baling di kabupaten berjuluk Turatea itu.
Menurutnya, pengangkutan baling-baling ini berbeda dengan pengangkutan konstruksi pada umumnya.
Mengangkut baling-baling ini akan memakan waktu yang lama, pengangkutannya pun akan menghabiskan waktu karena diangkut dengan laju kendaraan yang super lelet.
"Ini bukan material biasa, ukurannya sendiri itu 67 meter dan beratnya yang luar biasa ini membutuhkan kehati-hatian saat diangkut," ujar Ilyas, Selasa (19/12/2017).
Estimasi perjalanan dari Makassar menuju Jeneponto itu akan menghabiskan waktu hingga 45 jam, dengan jarak tempuh 90 km, dengan melintasi dua kabupaten yakni Gowa dan Takalar.
Sesuai dengan kesepakatan, simulasi akan berlangsung pada 28 Desember 2017, dengan star pada malam hari sekitar pukul 22.00 wita atau 23.00 wita.
"Kemungkinan awal Januari 2018 baru kita drop ke Jeneponto," katanya.
Memilih malam kata Ilyas untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan, di titik lintasan baling-baling ini.
Kendati demikian, Ilyas masih mengaku was-was, pasalnya perjalanan menuju Jeneponto melalui jalur darat ini terdapat dua titik kekhawatiran.
Dua titik yang di maksud itu di jalan poros kabupaten Gowa (depan Stadion Kalegowa) yang pada subuh dini hari sedang berlangsung pasar dadakan, serta adanya tikungan tajam di kampung Karamaka sebelum ibukota kabupaten Jeneponto.
"Saya ini putra daerah, saya tau kondisi disana. Apalagi musim hujan ini, gappaka (khawatirnya) saat berlabuh di titik proyek kendaraan yang mengangkut baling-baling ini justru bannya lagi tenggelam karena tanah," kata Kakak Kandung Bupati Jeneponto ini.