Besok Diperingati, Ini Arti Hari Juang Kartika Bagi Pangdam XIV Hasanuddin
Hari Juang Kartika diperingati di Lapangan Karebosi, Jl Jenderal Sudirman, kota Makassar, Jumat (15/12/2017) besok
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Ardy Muchlis
Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Hari Juang Kartika diperingati di Lapangan Karebosi, Jl Jenderal Sudirman, kota Makassar, Jumat (15/12/2017) besok
Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Agus Surya Bakti mengaku, hari juang Kartika ialah sandi dari Angkatan Darat (AD) dalam merebut Kemerdekaan RI.
"Sebelum dibentuk TNI, para pahlawan perjuangan bersama dengan rakyat bernama perlawanan rakyat," kata Agus di Makodam XIV, Kamis (14/12/2017).
Hari juang Kartika di inspirasikan dari perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang bertugas dan bertanggung jawab atas keamanan masyarakat.
Sebagai dampak dari kekalahan dalam Perang Dunia II, dimana saat itu pasukan Jepang menyerahkan negara jajahannya termasuk Indonesia kepada sekutu.
Dan lalu, kehadiran tentara sekutu di Semarang tertanggal 20 Oktober 1945 dipimpin Jenderal Bethel dengan misi utama, lucuti senjata pasukan Jepang.
Membebaskan Tentara Sekutu yang ditahan Jepang selama PD II dan jaga keamanan dan ketentraman dengan tidak mengganggu kedaulatan NKRI.
Lanjut Agus, tapi pada kenyataanya itu sekutu oleh Belanda, bertindak arogan dan berupaya menancapkan kembali kolonialisme di negeri Indonesia.
"Hal itulah yang menyulut kemarahan Bangsa Indonesia, khusus masyarakat Ambarawa dan sekitarnya. Terjadilah insiden air di Ambarawa," ujar Agus.
Penyerangan sekutu terhadap markas-markas TKR, kemudian penyiksaan dan pembunuhan terhadap rakyat munculkan semangat nasionalisme dan patriotisme.
Patriotisme dari seluruh rakyat Indonesia untuk usir sekutu di Bumi Ambarawa.
Kolonel Sudirman sebagai Komandan Divisi V turun ke medan laga Ambarawa.
Memimpin pertempuran pada tanggal 11 Desember 1945, Kolonel Sudirman lalu panggil seluruh komandan Sektor TKR untuk bahas rencana serangan umum.
Melalui siasat yang digunakan dalam perang Ambarawa yaitu, cepat, cerdik, serentak segala sektor menggunakan taktik dan strategi “Supit Urang”.
Dalam penerapannya, taktik “Supit Urang” adalah gerakan pendobrakan oleh pasukan pemukul dari arah Selatan dan Barat ke arah Timur ke Semarang.