BI Sulsel: Pertumbuhan Ekonomi Nasional Naik, Segini Kenaikannya
Tingkat suku bunga kebijakan saat ini dipandang memadai untuk menjaga laju inflasi
Penulis: Hasrul | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur Hasrul
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR --Pertumbuhan ekonomi naik hampir di seluruh wilayah di Indonesia di mana Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Nasional diangka 5,06 persen year on year (yoy).
Secara spesial pertumbuhan ekonomi hampir naik di semua wilayah, seperti Sumatera tahun 2015 lalu diangka 3,53 persen dan tahun 2017 semester III diangka 4.43 persen. Begitu juga di Kalimantan tahun 2015 lalu diangka 1.37 persen dan tahun 2017 semester III diangka 4.67 persen.
Lalu untuk wilayah Jawa mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2015 lalu meski kenaikannya sedikit, di mana tahun 2015 diangka 5.47 persen dan tahun 2017 semester III diangka 5.51 persen.
"Untuk Sulawesi jika dilihat grafiknya memang mengalami penurunan dari tahun ke tahun dimana 2015 diangka 8.19 persen, dan tahun 2017 semester III turun diangka 6.69 persen," ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan (Sulsel), Bambang Kusmiarso, Selasa (5/12/2017).
Kondisi ekonomi di Sulawesi hampir sama di Bali-Nusa yang juga cenderung mengalami penurunan, tahun 2015 lalu diangka 10.45 persen dan tahun 2017 semester III ini justru turun hingga 5.24 persen.
"Ekonomi Sumatra, Jawa, Bali-Nusa, Kalimantan dan Sulawesi meningkat didukung akselerasi sektor konstruksi dan industri pengolahan," kata Bambang Kusmiarso saat press conference di Lt 11 Menara Bosowa Jl Jenderal Sudirman No.5.
Sehingga dengan beberapa pertimbangan perkembangan tersebut Rapat Dewan Gubernur BI November lalu memutuskan mempertahankan BI 7-day reverse repo rate sebesar 4,25 persen dengan suku bunga deposit facility tetap 3.50 persen dan lending facility tetap 5.00 persen.
"Keputusan tersebut konsisten untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan, serta mendorong laju pemulihan ekonomi dengan pertimbangan perekonomian global dan domestik," kata Bambang Kusmiarso.
Tingkat suku bunga kebijakan saat ini dipandang memadai untuk menjaga laju inflasi sesuai dengan sasaran dan defisit transaksi berjalan pada level yang sehat dan perekonomian domestik tetap tumbuh dengan struktur yang lebih berimbang.
Meskidemikian BI tetap memperhatikan resiko yang dapat mempengaruhi proses perekonomian seperti resiko eksternal meliputi rencana pengetatan kebijakan moneter di negara ekonomi maju dan resiko domestik meliputi belum kuatnya peningkatan konsumsi rumah tangga dan intermediasi perbankan.(*)