VIDEO: Asli Bikin Baper, Intip Lantunan Puisi Bugis Karya Pemuda Pinrang
Puisinya beragam, ada tentang cinta, fenomena sosial politik, hingga yang bernuansa humoris.
Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunPinrang.com, Hery Syahrullah
TRIBUNPINRANG.COM, PATAMPANUA - Muhammad Ibnu Hamdan Priauzi (MIHP) mahasiswa asal Kampung Sempang, Desa Mattiro Ade, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang, Sulsel, aktif dalam dunia cipta puisi.
Tak sedikit karya puisnya mengenyuhkan hati pembaca dan pendengarnya.
Puisinya beragam, ada tentang cinta, fenomena sosial politik, hingga yang bernuansa humoris.
Bahkan, ada juga puisinya yang dicipta dalam bahasa bugis.
Seperti karyanya yang berjudul Ampe Ogi' (Prilaku Bugis).
Baca: Keren, Pemuda Asal Sempang Pinrang Ini Telah Ciptakan Ratusan Puisi
"Dari ratusan puisi yang telah saya cipta. Ini merupakan karya puisi pertama yang berbahasa bugis," ucap MIHP kepada TribunPinrang.com, Selasa (21/11/2017).
Mahasiswa Jurusan Agribisnis Universitas Widyagama Malang itu menyebutkan, puisi itu bercerita tentang seseorang yang kecewa dan sakit hati karena pengkhianatan sang kekasih.
Harapan dan janji-janji mereka sirna akibat ulah kekasihnya yang lebih memilih menjalani hidup bersama orang lain.
Namun, dia hanya bisa menerima dan berlapang dada atas hatinya yang telah hancur. Dia percaya bahwa suatu saat Tuhan akan mengobati setiap lukanya.
"Begitu kira-kira maknanya," ucap Ibnu.
Karya lain MIHP bisa anda simak di akun instagram @mihp_
Baca: Keren, Siswa SMK Asal Toraja Ini Bikin Aplikasi untuk Cek Kondisi Mesin Avanza
Berikut teks puisi bugis dalam video berdurasi 59 detik ini.
Ampe Ogi'
Puraki sipoji siluserang ininnawa
Puraki sibawa situdangang sompa
Mulao mabboko sibawa laing e
Tamma jalling, tamma inge'
Waseng i iya' simata decengmu
Iya' sumangemu iya' pappojimmu
Pada ada-adae iya pura e murampe
Mulolonganni iya mupinasa
Taroni iya' monro ale-ale
Tiwi i peddi e
Taroni, taroni atikku marekko tenri bolo'
Simata pammase puang, pancajika mabboko'.
Artinya :
Prilaku Bugis
Kita pernah bersama saling menata harapan
Kita pernah menggenggam satu janji
Namun kau mendua
tanpa menoleh, tanpa mengingat.
Aku kira akulah masa depanmu
Aku semangatmu, aku kekasihmu
Seperti yg selalu kau katakan dahulu.
Saat ini kau telah mendapatkan apa yg kau inginkan
Biarlah di sini, aku menanggung segala sakit yang kau ciptakan
Biarlah, biarlah hatiku hancur berantakan
Hanya Tuhan yg mampu menyembuhkan.(*)