Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Irfan Bachdim Tak Mau Lagi Bela Timnas Indonesia, Ini Penyebabnya

Pemain Timnas senior Indonesia dengan tegas akan menolak panggilan PSSI jika keputusan tetap seperti ini

Editor: Ilham Arsyam
TWITTER/@PSSI_FAI
Kapten timnas Indonesia merayakan gol ke gawang Malaysia bersama Andik Vermansah dan Irfan Bachdim di Stadion Manahan, Solo, Selasa (6/9/2016) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Beberapa pemain Bali United geram dengan keputusan komisi disiplin PSSI yang dinilai terlambat menjatuhkan sanksi untuk Mitra Kukar.

Mitra Kukar disanksi komdis PSSI karena memainkan pemain mereka yang terkena akumulasi kartu merah, Mohamed Sissoko pada laga melawan Bhayangkara FC, Jumat (3/11/2017) lalu.

Berdasarkan surat PSSI no 112/L1/SK/KD-PSSI/X/2017 tanggal 5 November 2017, komdis PSSI memutuskan pertandingan ini berakhir untuk kemenangan Bhayangkara FC dengan skor 3-0 atas Mitra Kukar.

Surat yang ditanda-tangani Ketua Komdis PSSI, Asep Edwi Firdaus ini juga memutuskan Mitra Kukar dikenakan sanksi denda sebesar 100 juta Rupiah karena melanggar Pasal 55 Kode Disiplin PSSI.

Tim pelatih Bali United menganggap ada konspirasi yang dilakukan PSSI untuk memberatkan Bali United meraih gelar Juara Liga 1.

"Apa ada konspirasi dibalik itu?," tanya Eko Purdjianto, asisten pelatih Bali United.

Sementara itu, pelatih Bali United hanya pasrah dan fokus menyelesaikan Liga 1 bersama Bali United.

"Ya sudah kita fokus saja dilaga terakhir. Kalau sudah seperti ini, ya sudah kita serahkan saja ke Tuhan," ucap Widodo.

 Dari pemain Bali United, bek kelahiran Makasar, Abdulrahman juga merasa kecewa.

Bahkan dia juga mempertanyakan, mengapa disaat peluang Bali United untuk merengkuh juara pertama kalinya seperti ini kok malah mendapatkan cobaan berat sekali.

"Tidak ada gunanya sama sekali kami pemain berjuang mati-matian tapi tiba-tiba ada keputusan seperti ini. Ini tidak adil." ucap Abdurahman.

Pemain Timnas senior Indonesia dengan tegas akan menolak panggilan PSSI jika keputusan tetap seperti ini.

"Saya tidak mau main untuk PSSI kalau keputusan mereka seperti ini," ancam Irfan Bachdim dihadapan pelatih kepala Widodo C Putro.

Sejak gabung Bali United, Irfan Bachdimbegitu menawan.

Tumpuan Timnas Indonesia Senior itu berhasil membawa Serdadu Tridatu ke peringkat pertama saat ini.

Tak hanya itu, sejauh pekan ke-32 Irfan Bachdim sudah menyumbangkan sembilan gol untuk tim Serdadu Tridatu.

Irfan Bachdim diprediksi juga bakal meramaikan bursa transfer musim depan seiring minat daripada klub besar yang mulai menginginkan jasanya.

Menanggapi hal tersebut, striker berdarah Belanda tersebut mengamini akan ketertarikan beberapa klub pada dirinya.

Namun ia masih enggan membeberkan klub mana yang sudah mengajukan penawaran untuk bisa meminang jasanya.

"Memang ada beberapa klub, tapi saya tidak bisa menyampaikan nama. Saya masih ada kontrak di Bali United sampai bulan Desember (2017)," katanya.

"Kalau Bali United masih mau saya, saya lanjut," sambung dia kepada TribunBali.com.

Pembelaan Mitra Kukar

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sudah menerima banding dari Bhayangkara FC yang mengajukan beberapa fakta terkait bermainnya gelandang Mitra Kukar, Mohamed Sissoko.

Sissoko bermain saat kedua tim tersebut bertemu dalam pekan ke-33 Liga 1 2017 di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Kalimantan Timur, Jumat (3/11/2017).

Manajemen Bhayangkara FC melaporkan adanya tindakan kecurangan dari pihak Mitra Kukar dengan dimainkannya Sissoko.

Sebelumnya Sissoko mendapatkan hukuman kartu merah saat Mitra Kukar bertemu Borneo FC di pekan ke-31.

Kartu merah yang diberikan Sissoko lantaran mantan pemain Liverpool itu melakukan pelanggaran keras terhadap gelandang Borneo FC, Firdaus Ramadhan.

Komdis PSSI langsung memutuskan memberikan hukuman kepada Sissoko dengan larangan tidak boleh membela Mitra Kukar selama dua pertandingan yakni saat melawan Persib Bandung dan Bhayangkara FC.

Akan tetapi dalam regulasi Liga 1 pasal 57, pemain yang mendapatkan kartu merah hanya absen selama satu pertandingan saja.

Kemungkinan dengan regulasi tersebut membuat Mitra Kukar memainkan Sissoko dalam pertandingan melawan Bhayangkara FC yang berakhir imbang 1-1.

Keyakinan Mitra Kukar juga tak lepas dari tidak tertulisnya nama Sissoko dalam NLB (Nota Larangan Bermain) Liga 1 atau surat keterangan bermain.

Dalam surat tersebut hanya tertulis bek Mitra Kukar, Herwin Tri Saputra, dan kapten Bhayangkara FC, Indra Kahfi, yang dilarang untuk bermain.

"Sampai saat kemarin jelang pertandingan belum dapat keputusan itu. Itu bisa saja terlambat dari PSSI-nya," kata Direktur Operasional Mitra Kukar, Suwanto, saat dihubungi Rabu (8/11/2017).

Dari hasil banding yang dilakukan Bhayangkara FC, Komdis PSSI memutuskan bahwa Mitra Kukar bersalah dan harus menerima kekalahan pahit 0-3 dari tim asuhan Simon McMenemny tersebut.

Tak hanya itu, klub berjulukan Naga Mekes itu juga harus membayar denda sebesar Rp 100 juta.

"Mau gak mau kami akan banding lagi. Itu kan hukuman tambahan. Jadi tidak bisa diperhitung per kartu. Ya mungkin begitu kiranya soal keterlambatan dari PSSI," ucap Suwanto.

Keputusan Komdis PSSI tersebut membuat Bhayangkara FC saat ini memuncaki klasemen Liga 1 2017 dengan mengemas 65 poin bersama Bali United.

Bhayangkara FC hanya membutuhkan kemenangan lagi untuk meraih gelar juara Liga 1 2017 saat menantang Madura United dalam laga tunda di Stadion Bangkalan, Madura, Rabu (8/11/2017).

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved