Gelandang Bali United Ini Ngaku Dipukul Legenda PSM Bahar Muharram, Sebut Anaknya Main di Timnas
Tapi kena bogem mentah ofisial PSM dan panitia penyelenggara pertandingan.
Penulis: Alfian | Editor: Mahyuddin
"Dengan dia memukul saya, saya jadi tidak lagi respek dengan orang ini meski dia legenda dan punya anak di timnas sekarang (Asnawi Mangkualam Bahar).
"Saya merasakan tiga kali kena pukulan dari dia. Jadi saya harap ke depannya, dia harus bisa memberi contoh baik. Apalagi dia punya anak yang juga pemain sepak bola," tutur Sukadana.
"Nanti kalau tindakannya seperti itu, bagaimana kalau kejadian yang sama dialami anaknya? Apalagi dia legenda. Saya yakin karma itu pasti ada," lanjutnya.
Tribun-timur.com berusaha mengkonfirmasi kebenaran cerita gelandang Bali United ini kepada Bahar Muharram. Hingga berita ini dimuat, belum ada konfirmasi.
Bek Muda Bali United Juga Curhat
Selain I Wayang Sukadana, bek belia Tim Nasional Indonesia yang bermain di Bali United, Ricky Fajrin, pulang ke Pulau Dewata dengan luka memar di kepala, usai menaklukkan PSM Makassar di Stadion Mattoanging Makassar Senin (6/11/2017).
Ricky Fajrin, menjadi bahan perbincangan usai dikabarkan mendapat insiden tak mengenakan usai laga kontra PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta, Senin (6/11/2017).
Terkait insiden tersebut, pemain kelahiran Semarang ini pun angkat suara.
Ricky mengaku sebenarnya tidak ingin terlibat dalam insiden tersebut, hanya saja ia kaget tiba-tiba mendapat pukulan dari belakang dari salah satu staff pelatih PSM Makassar.
"Jujur saja sebenarnya saya orang yang sangat tidak senang terlibat dalam insiden-insiden dalam sepak bola."
"Untuk kejadian kemarin sebenarnya saya hanya mencoba menenangkan Ferdinand Sinaga yang kebetulan saya kenal dia."
"Namun ternyata ada pukulan ke kepala saya dari belakang. Sontak itu yang membuat saya akhirnya terpancing emosi," ujar Ricky Fajrin seperti dikutip BolaSport.com dario Baliutd.com.
Lebih lanjut, Ricky pun berharap ke depannya kejadian-kejadian seperti itu tidak lagi terulang.

Pemain Timnas U-22 Indonesia ini juga berharap agar saling menghargai profesi sesama pemain sepak bola Indonesia.
"Ya, harapan saya tentu kejadian-kejadian seperti itu tidak lagi terulang kedepannya."